Media Asuransi, JAKARTA – Dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) industri reksa dana pada Februari 2022 melanjutkan penurunan sebesar Rp4,34 triliun atau -0,73% menjadi Rp586,99 triliun dari Rp591,33 triliun di mana sejalan dengan penurunan jumlah Unit Penyertaan (UP) industri reksa dana sebesar -0,56%.
Mengutip data Weekly Mutual Funds Update PT Infovesta Utama, penurunan kinerja industri reksa dana dipicu oleh kinerja reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham yang masing-masing turun sebesar Rp2,41 triliun pada Februari 2022. “Hal tersebut tak lepas dari outlook pasar surat utang yang cukup tertekan sebagaimana investor mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif,” tulis Infovesta.
Sama halnya dengan pasar saham di mana sebelum kenaikan harga komoditas juga terjadi penyesuaian terhadap rencana pengetatan moneter tersebut. Di sisi lain, kenaikan AUM cukup besar diperoleh reksa dana pasar uang di mana stabilitasnya yang terjaga, terlebih potensi pengetatan moneter BI di tahun ini sebagai respon pengetatan moneter The Fed, akan lebih banyak meningkatkan minat investasi terhadap pasar uang.
|Baca juga: Incar Dana Kelolaan Rp1,5 Triliun, Mirae Rebranding Reksa Dana NAVI
Meski demikian, reksa dana pendapatan tetap masih memimpin total dana kelolaan industri reksa dana, mengingat risikonya yang cenderung moderat. “Kami berpandangan bahwa berlanjutnya penurunan dana kelolaan reksa dana kelas aset moderat hingga berisiko pada Februari 2022 hanya bersifat sementara dan berpotensi berbalik arah.”
Hal tersebut seiring dengan invasi Rusia-Ukraina yang tercetus pada 24 Februari 2022 lalu, berpeluang meningkatkan kinerja dana kelolaan reksa dana saham pada periode mendatang di mana mendongkrak kenaikan harga komoditas yang diikuti kenaikan harga saham sektor energi.
Belum lagi, jelang Ramadhan dan Lebaran yang biasanya diikuti oleh kenaikan harga bahan baku serta kenaikan PPN 11% menstimulus kinerja pasar saham dalam negeri. Hanya saja, potensi kenaikan inflasi lebih cepat masih menjadi tantangan di mana dapat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News