Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi sebaiknya tidak mengambil risiko berbagi data penting dengan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) meskipun sistem ini dapat memberikan peningkatan produktivitas.
Hal ini disampaikan Direktur Verlingue, Ian McKinney, yang merasa bahwa sulit untuk membayangkan suatu titik dalam waktu dekat di mana sistem AI dapat dianggap cukup aman untuk digunakan sehari-hari.
Dia mengatakan bahwa AI mampu melakukan banyak pekerjaan sekop pengayak data, yang pada gilirannya dapat menghemat waktu perusahaan saat melakukan tugas. “Namun, peningkatan produktivitas tersebut tidak boleh mengorbankan data klien,” katanya, dilansir dalam laman Insurance Times.
“Anda tidak akan membagikan laporan klien kepada teman untuk dilihat, jadi mengapa melakukannya dengan AI?” ujar McKinney.
|Baca juga: Zurich & CamCom Berkolaborasi Luncurkan Teknologi AI untuk Pembuatan Polis Kendaraan
Hal ini muncul setelah McKinney mengatakan di LinkedIn bahwa dia tidak akan menempatkan data sensitif dalam risiko, terlepas dari apakah [AI] membuat hidup sedikit lebih mudah, sampai ada kepastian yang pasti.
McKinney mencontohkan, saat ini ChatGPT sangat baik dalam meringkas data dan dapat dengan mudah digunakan untuk mereduksi laporan internal yang sensitif menjadi ringkasan paragraf untuk penjamin emisi. “Masalahnya adalah untuk melakukan hal itu, laporan tersebut harus dikirim ke ChatGPT, sehingga membuat data tersebut berisiko,” katanya.
Alat ini telah diuji-coba di industri asuransi, dengan insurtech Artificial Labs mengumumkan awal tahun ini (31 Mei 2023) bahwa mereka menggunakannya sebagai bagian dari percontohan untuk membantu penjamin emisi.
Kepercayaan
McKinney menjelaskan bahwa pialang menangani berbagai jenis data sensitif, seperti informasi yang dikumpulkan dari calon klien untuk membuat presentasi kepada perusahaan asuransi dan mendapatkan penawaran.
|Baca juga : Bagaimana Pialang Asuransi dapat Menavigasi Bulan Juni Seperti Seorang Profesional
Dia mengatakan bahwa jika ada masalah yang muncul karena AI, kepercayaan terhadap industri asuransi dapat menjadi masalah lebih lanjut. “Kami tahu bahwa sektor asuransi memiliki masalah dengan kepercayaan dan kami tidak bisa membiarkan persepsi tersebut,” tambah Mckinney.
Kehilangan data yang besar seperti bocornya laporan rahasia, atau informasi klaim, atau proses produksi, dapat berdampak buruk pada sektor asuransi secara keseluruhan. “Kepercayaan klien, yang sudah menurun pasca-Covid, akan semakin rusak,” ujarnya.
Hingga pada gilirannya akan lebih sulit untuk membuat klien berpisah dengan informasi sensitif di masa depan, yang akan menyebabkan kesulitan bagi pialang dan penjamin emisi. Dari perspektif klien individu, kehilangan data selalu berpotensi mengancam bisnis. “(Ini adalah) sesuatu yang biasa kami jelaskan sebagai pialang saat mendiskusikan perlindungan siber dan data dengan klien kami,” tegasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News