Media Asuransi, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan mengajukan kenaikan pajak minimum baru bagi para miliarder negara itu, dalam anggaran 2023.
Adapun pungutan pajak yang diusulkan sebesar 20% bagi orang kaya atau miliarder di AS. Rencana pungutan pajak penghasilan ini tertuang dalam dalam dokumen “Pajak Penghasilan Minimum Miliarder”.
Baca juga: Kabar Baik, Bos BCA Jamin Ganti 100% Uang Nasabah yang Kena Skimming
Dokumen tersebut menuliskan pungutan pajak akan dibebankan kepada rumah tangga miliarder dengan penghasilan lebih dari US$100 juta, atau Rp1,4 triliun (kurs Rp 14.345 per dollar AS).
“Pajak minimum ini akan memastikan bahwa orang Amerika terkaya tidak lagi membayar tarif pajak yang lebih rendah dari guru dan petugas pemadam kebakaran,” tulis dokumen tersebut, seperti dilansir dari CNBC, Senin, 28 Maret 2022.
Adapun retribusi yang diusulkan tersebut diharapkan dapat mengurangi defisit sekitar US$360 miliar dalam dekade berikutnya. Dokumen tersebut juga menuliskan, jika para miliarder sudah membayar 20% dari pendapatan penuh mereka, mereka tidak akan membayar pajak tambahan. Namun, jika mereka membayar kurang dari 20%, maka mereka akan berutang kepada negara, dan diwajibkan melunasi pembayaran pajak tersebut.
Baca juga: Harga Sahamnya Anjlok, Dua Direktur UNVR Malah Serok Banyak
“Akibat pajak minimum baru ini akan menghilangkan kemampuan pendapatan yang belum direalisasi dari rumah tangga dengan kekayaan sangat tinggi untuk tidak dikenai pajak selama beberapa dekade atau generasi,” tulis dokumen itu.
Proposal pajak baru merupakan bagian dari anggaran 2023 Biden yang diharapkan akan dirilis pada awal pekan ini. Berdasarkan lembar fakta yang dirilis dari Gedung Putih pada hari Sabtu, rencana pungutan pajak baru, akan memangkas US$1,3 triliun dari defisit selama dekade berikutnya.
Menurut Kantor Anggaran Kongres, pada tahun fiskal 2021, defisit federal mencapai hampir US$2,8 triliun sampai dengan sekitar US$360 miliar, atau lebih sedikit dari pada tahun 2020. Pemulihan ekonomi yang cepat setelah posisi terendah pandemi juga merupakan salah satu alasan pemerintah untuk fokus menurunkan defisit. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News