Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa defisit APBN 2021 hingga September 2021 mencapai Rp450 triliun atau setara dengan 2,74 persen dari PDB.
Melalui keterangan resmi, Senin, 25 Oktober 2021, pemerintah menjelaskan bahwa realisasi pembiayaan APBN mencapai Rp621,9 triliun (61,8 persen dari target), berperan sebagai penyangga kebutuhan defisit.
Pembiayaan utang hingga 30 September 2021 telah terealisasi sebesar Rp647,2 triliun dengan SBN neto sebesar Rp666,7 triliun dan pinjaman neto sebesar minus Rp19,5 triliun.
Selama 2021, partisipasi BI mencapai Rp142,7 triliun, terdiri dari instrumen SUN Rp97,5 triliun dan SBSN Rp45,2 triliun. Pembiayaan utang dilakukan dengan hati-hati mengantisipasi perkembangan kondisi APBN dan volatilitas pasar keuangan.
|Baca juga: Defisit APBN Hingga Agustus 2021 Terjaga pada level 2,32 Persen
Target lelang dapat diturunkan karena pemanfaatan SAL (optimalisasi likuiditas pemerintah), perbaikan outlook APBN dan dukungan BI melalui SKB III. Namun berbagai risiko antara lain tapering di akhir tahun serta potensi kenaikan yield harus terus diwaspadai.
Di kuartal III/2021, pemulihan ekonomi terus berlanjut ditopang kinerja APBN yang semakin membaik. Pemerintah berharap tren positif pendapatan negara tetap berlanjut seiring perbaikan ekonomi, sehingga penanganan Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional tetap terjaga.
“Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan langkah antisipatif dan responsif terhadap dinamika yang ada serta bekerja sama dengan seluruh otoritas untuk mendukung efektivitas kebijakan.”
Peran stimulus fiskal dan APBN juga akan terus ditingkatkan sebagai upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi sejalan dengan peran aktif masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan dan keikutsertaan program vaksinasi untuk mencapai target herd immunity di akhir tahun 2021.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News