1
1

Dimana Posisi Industri Asuransi Indonesia di Emerging Asia?

Beberapa gedung perusahaan asuransi di Jakarta. | Foto: Lucky Kennedy

Media Asuransi, JAKARTA – Riset terbaru IFG Progress memotret posisi industri asuransi Indonesia pada tahun 2022, yang menempati posisi ketiga dalam total pendapatan premi langsung untuk asuransi jiwa dan asuransi umum di Emerging Asia setelah China dan India.

Namun jika dilihat dari sisi penetrasi asuransi, Indonesia masih relatif rendah dan berada pada posisi ke delapan di Emerging Asia.

Pada tahun 2022, total pendapatan premi langsung asuransi jiwa dan non-jiwa di Indonesia menempati posisi ketiga di Kawasan Emerging Asia setelah China yang menduduki urutan pertama dan India di urutan kedua. Indonesia pada tahun tersebut berhasil mencatat total direct written premium hingga mencapai US$18,87 miliar, sementara China dan India masing-masing mencatat total direct written premium sebesar US$697,81 miliar dan US$131,04 miliar. Meskipun demikian, jika dievaluasi terhadap tingkat penetrasi premi asuransi, yaitu perbandingan antara pendapatan premi dengan Produk Domestik Bruto (PDB), posisi Indonesia relatif rendah di antara negara-negara Emerging Asia.

|Baca juga: OJK: Pasar Asuransi Indonesia Jadi Incaran Asing

Indonesia menempati peringkat ke-8 dengan tingkat penetrasi premi asuransi jiwa dan non-jiwa sebesar 1,4% dari PDB pada tahun 2022. Lebih lanjut, posisi Indonesia juga masih jauh di bawah tingkat penetrasi premi asuransi di Thailand dan Malaysia. Thailand dan Malaysia pada akhir tahun 2022 masing-masing mencatat tingkat penetrasi premi asuransi sebesar 5,3% dan 5% dari PDB mereka.

Berdasar Economic Bulleting-Issue 44 bertajuk Indonesia’s Insurance Product Snapshot, yang dikutip Minggu, 7 Januari 2024, penetrasi premi asuransi jiwa Indonesia relatif rendah dibandingkan dengan negara Emerging Asia maupun mature market, tetapi pertumbuhan gross written premium yang sangat massif dan stabil dari tahun 2000 hingga tahun 2022 mengindikasi potensi pertumbuhan pasar asuransi jiwa di Indonesia masih terbuka lebar dan masih memerlukan eksplorasi lebih lanjut.

Sementara itu, produk asuransi jiwa di Indonesia masih terkonsentrasi pada produk Unitlink dan Endowment, kedua produk ini sama-sama menawarkan dua manfaat yaitu manfaat proteksi disertai dengan manfaat investasi untuk produk unitlink dan manfaat tabungan pada produk endowment. Jumlah pemegang polis produk unitlink menunjukkan tren penurunan yang konsisten selama tiga tahun terakhir hingga akhir tahun 2022, perubahan ini mengindikasikan pergeseran preferensi nasabah.

|Baca juga: Swiss Re: Pemain Asuransi Asia Bidik Industri Kesehatan di 2024

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2018–2022), produk asuransi umum di Indonesia masih didominasi oleh tiga lini usaha yaitu asuransi harta benda, asuransi kendaraan bermotor, dan asuransi kredit. Hal ini menunjukkan konsentrasi industri yang tinggi pada beberapa produk tertentu. Kecenderungan tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan juga di industri asuransi umum di beberapa negara seperti Belanda, Jepang, Singapura, dan Malaysia.

Secara keseluruhan, pertumbuhan premi industri asuransi umum dalam tujuh tahun terakhir (2016–2022) baik di Indonesia maupun di beberapa negara seperti Belanda, Jepang, Singapura, dan Malaysia menunjukkan tren yang cukup stabil dengan pertumbuhan yang tidak signifikan dengan kisaran rata-rata pertumbuhan sebesar 2%-6% (CAGR 2016–2022).

Pertumbuhan premi industri asuransi umum yang moderat baik di Indonesia maupun beberapa negara lainnya menunjukkan stabilitas dalam sektor ini serta ketahanan dan adaptibilitas terhadap perubahan kondisi ekonomi.

Menurut IFG Progress, sektor asuransi memiliki peran yang krusial dalam infrastruktur keuangan dengan memberikan perlindungan finansial terhadap risiko yang tak terduga. Dengan potensi industri asuransi di Indonesia yang masih sangat besar, industri asuransi di Indonesia dapat terus mendukung stabilitas dan perlindungan finansial bagi masyarakat.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Premi Asuransi Kendaraan Korea Selatan Diramal Tembus US$19,2 Miliar
Next Post New MG ZS EV dan MG 4 EV Buatan Indonesia Siap Gemparkan Pasar

Member Login

or