1
1

Diuntungkan atas Sanksi kepada Rusia, Sektor Batu Bara RI Dipertahankan Overweight

Dumb Truck batu bara sedang melintas di area pertambangan batu bara. | Foto: ist

Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor batu bara Indonesia seiring dengan potensi beralihnya pembeli batu bara Eropa dari Rusia ke Indonesia.

Melalui Daily Write Up bertajuk Coal (Maintain/Overweight) – Less supply for seaborne coal, analis Mirae Sekuritas Juan Harahap menjelaskan bahwa Komisi Eropa mengusulkan untuk melarang batu bara Rusia sebagai bagian dari babak baru sanksi terhadap Rusia. Pembatasan baru yang dilakukan pasca ketidakpastian tentang pengiriman gas di masa depan dari Rusia ke UE, khususnya setelah Rusia menuntut pembelinya untuk membayar dalam rubel. 

Selain itu, pembeli Eropa kini meningkatkan pengiriman batu bara dari seluruh dunia. “Kami melihat di kejadian ini dapat bermanfaat bagi Australia dan Indonesia karena pembeli Eropa kemungkinan besar mencari beberapa importir alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.”

|Baca juga: Uni Eropa Larang Impor Batubara Rusia, Nilainya Mencengangkan

Patut dicatat, Jepang juga telah mengambil langkah untuk menangguhkan perdagangan batu bara Rusia baru untuk pengguna akhir Jepang. Pada tahun 2021, Rusia adalah pemasok batu bara terbesar ketiga Jepang setelah Australia dan Indonesia, memasok 10% dari total impor Jepang. Juan percaya serangkaian larangan impor batu bara Rusia akan bermanfaat bagi industri batubara Indonesia secara umum, karena diperkirakan berkurangnya pasokan untuk batubara seaborne akan membuat harga batubara global tetap berada pada harga yang menguntungkan. 

“Kami juga melihat pasokan yang terbatas akan bertahan di tahun yang tersisa, karena kami memperkirakan Indonesia dan Australia sebagai eksportir batubara utama dunia telah mencapai batas produksi mereka dan kemungkinan tidak akan memenuhi permintaan tambahan yang dibutuhkan pembeli Eropa.”

Juan percaya dengan harga tinggi saat ini, harga batu bara lingkungan akan menguntungkan bagi perusahaan dengan ekspor utama dimana harga rata-rata saat ini melebihi harga jual domestik tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan peraturan DMO. 

Patut dicatat, dalam cakupan Mirae, ITMG memiliki porsi ekspor terbesar yaitu 76% dibandingkan ADRO dan PTBA dengan porsi level masing-masing 72% dan 43%. Selain harga batu bara yang lebih tinggi, Juan melihat potensi kenaikan berasal dari produksi yang lebih tinggi dari penambang batu bara di cakupannya. Sedangkan untuk ADRO dan PTBA, manajemen mengharapkan untuk meningkatkan volume produksi mereka masing-masing menjadi 59 juta ton (+12.0% YoY) dan 36 juta ton (+21.0% YoY). Sementara itu, manajemen ITMG memperkirakan akan melihat sedikit peningkatan sebesar 19 juta ton (+1,6% YoY) pada tahun 2022.

Lebih lanjut, Juan mempertahankan rekomendasi Overweight kami di sektor batu bara Indonesia. “Kami lebih memilih ITMG sebagai pilihan utama kami karena: 1) sangat terkonsentrasi di bisnis batubara termal; 2) memiliki sebagian besar karakteristik kalori sedang hingga tinggi, porsi ekspor terbesar dalam cakupan kami yang akan mendukung margin; dan 3) imbal hasil dividen yang tinggi.”

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post HIPMI Beri Selamat kepada Pimpinan OJK yang Terpilih
Next Post IFG Tunjuk Maliki Heru Santosa sebagai Komisaris IFG Life

Member Login

or