Media Asuransi – PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU) mencatatkan penurunan laba tahun berjalan sebesar sebesar 16,10 persen dari Rp2,96 miliar di tahun 2019 menjadi Rp2,48 miliar di tahun 2020. Penurunan laba bersih dicatatkan perseroan seiring dengan penurunan pendapatan yang mencatatkan sebesar Rp48,71 miliar di 2020, dibanding pada tahun sebelumnya tercatat di Rp121,26 miliar.
Direktur Utama PT Djasa Ubersakti Tbk, Heru Putranto, mengatakan pandemi Covid-19 memberikan dampak besar terhadap pencapaian target perseroan. Terlebih, berhentinya pekerjaan dan terhambatnya proses tender yang diikuti Perseroan khususnya untuk segmen pekerjaan dari pihak swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Perseroan dapat mengoptimalkan proyek yang tetap berjalan selama pandemi Covid-19 sehingga tetap dapat menjaga kinerja keuangan yang positif. Perseroan mengoptimalkan pekerjaan yang tetap berlangsung selama pandemi Covid-19 dengan menjaga jadwal pekerjaan tetap sesuai target dan efisiensi biaya langsung proyek,” kata Heru Putranto dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, 31 Maret 2021.
Baca Juga:
- Puradelta Lestari (DMAS) Bukukan Laba Bersih Rp1,35 triliun
- Ini Dia Daftar Perusahaan & Konsorsium yang Boleh Pasarkan Produk Suretyship
- Pefindo Naikkan Outlook PPA Jadi Positif
- NH Sekuritas: IHSG Berpotensi Rebound
Menurut Heru, perseroan juga mencatatkan penurunan beban Beban Langsung sebesar 67,37 persen dari Rp104,10 miliar di tahun 2019 menjadi Rp33,96 miliar di tahun 2020. Kendati demikian, penurunan ini dinilai masih wajar akibat pandemi Covid-19. Sedangkan untuk beban usaha mengalami penurunan sebesar 67,37 persen dari Rp104,10 miliar di tahun 2019, menjadi Rp33,96 miliar di tahun 2020.
“Laba bruto perseroan juga mengalami penurunan sebesar 14,10 persen dari Rp17,17 miliar di tahun 2019, menjadi Rp14,75 miliar di tahun 2020. Untuk aset lancar pada tahun 2020, tercatat meningkat sebesar 14,1 persen menjadi Rp17,16 miliar dari Rp14,74 miliar di tahun 2019.
Heru memaparkan, pada tahun 2020 perseroan berhasil mencatatkan pendapatan kontrak sebesar Rp48,71 miliar. Angka ini mengalami penurunan sebesar 59,83 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp121,26 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh kondisi ekonomi secara umum yang mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19 yang membuat sektor konstruksi belum berkembang seperti sebelumnya.
“Pada tahun 2020 perseroan berhasil memperoleh kontrak baru senilai Rp262,35 miliar, 3 kontrak diantaranya merupakan kontrak dana APBN senilai Rp214,20 miliar,” jelasnya.
“Bersamaan dengan suksesnya pelaksanaan penawaran umum perdana perseroan, diharapkan ke depannya akan terbuka lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan potensi perseroan menuju pertumbuhan yang berkesinambungan,” pungkasnya. One
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News