1
1

Dow Jones dan Indeks S&P 500 Tembus Rekor Baru, Dolar AS Melemah

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Indeks Dow Jones kembali melonjak ke rekor tertingginya pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Kondisi itu terjadi akibat reaksi bullish terhadap laporan pendapatan positif di tengah optimisme meningkatnya kemungkinan penurunan suku bunga AS.

Mengutip The Business Times, Rabu, 17 Juli 2024, indeks Dow Jones bertambah 1,9 persen atau lebih dari 740 poin menjadi berakhir di 40.954, membukukan rekor kedua berturut-turut. Indeks S&P 500 menguat 0,6 persen menjadi 5.667, juga merupakan rekor. Sedangkan Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi naik 0,2 persen menjadi 18.509,34.

Rekor tersebut sebagian didorong oleh keuntungan yang sangat besar dari Bank of America dan anggota Dow, UnitedHealth Group, menyusul laporan pendapatan, serta rotasi dana yang sedang berlangsung ke perusahaan-perusahaan kecil yang berkinerja buruk pada 2024. Tetapi diperkirakan didorong oleh penurunan suku bunga Federal Reserve.

|Baca juga: OJK Terbitkan POJK Nomor 9/2024 untuk Perkuat Penerapan Tata Kelola BPR/BPRS

Selain UnitedHealth, peraih keuntungan terbesar Dow adalah raksasa industri Boeing dan Caterpillar. Pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB), Gubernur Federal Reserve Adriana Kugler mengatakan bank sentral AS dapat menurunkan suku bunga lebih cepat jika pasar kerja ‘terlalu banyak’ melemah.

Melemah terhadap yen

Dolar AS kembali melemah terhadap yen Jepang pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), bahkan ketika para pedagang tetap waspada terhadap intervensi lebih lanjut oleh Tokyo untuk menopang mata uang mereka. Kondisi itu setelah data menunjukkan bahwa mereka kemungkinan memasuki pasar pada akhir pekan lalu.

Dolar terakhir naik 0,3 persen terhadap yen di 158,44. Mata uang ini diperdagangkan hanya sekitar 162 yen pada minggu lalu sebelum jatuh secara tiba-tiba. Data Bank of Japan yang dirilis menunjukkan Tokyo mungkin telah menghabiskan 2,14 triliun yen (S$17 miliar) dengan memasuki pasar uang pada Jumat lalu.

Sedangkan pergerakan di Eropa cukup tenang karena para pedagang khawatir untuk menempatkan taruhan terlalu besar pada sterling menjelang data penting inflasi Inggris yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat dan pada euro, serta pertemuan bank sentral Eropa (ECB) pada Kamis waktu setempat.

Pound terakhir datar di angka US$1,29685, setelah mencapai level tertinggi dalam satu tahun, hanya sedikit di bawah US$1,3 sehari sebelumnya. Euro juga sedikit berubah pada US$1,09003, hanya sedikit dari level tertinggi empat bulan yang dicapai pada Senin waktu setempat (Selasa WIB).

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 5 Kunci Perusahaan China Sukses Jaga Kinerja
Next Post Harga Minyak Dunia Anjlok, Emas Global Kinclong

Member Login

or