Media Asuransi – Pandemi Covid-19 memang telah melahirkan tantangan yang sangat besar, bahkan tantangan ke depan masih sangat signifikan. Namun di sisi lain, ada dua kesempatan besar yang dapat dimanfaatkan oleh asuransi yang tercipta dari adanya pandemi ini. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman D Hadad, dalam webinar yang diselenggarakan SwissCham, Selasa, 25 Mei 2021.
Pandemi ini mengajarkan kepada kita bahwa digital transformation adalah sesuatu yang tak dapat kita hindari. Menurut Muliaman, keperluan untuk segera memperhatikan preparation of our balance sheet dan improving risk management merupakan sesuatu yang penting.
Dia tuturkan, saat ini ada 2 opportunity besar. Pertama tentu saja asuransi harus mampu memenuhi growing customer needs. ”Saya kita mengenal istilah the new normal dengan berbagai macam perubahan. Kemudian tentu saja returning to profitability dan pertumbuhan dari balance sheet-balance sheet dan lain sebagainya dengan tiga cara yang penting. Pertama, personalized the customer experience, kemudian yang kedua adalah develop flexible product. Dan yang tidak kalah pentingnya, saya kira adalah reinventing skill dan capabilities dalam organisasi maupun sumber daya manusia,” jelas Muliaman.
|Baca juga: Digital Transformation in Insurance industry How Far Will It Bring Changes To Business?
Lebih lanjut ditegaskan bahwa 3 hal ini menurutnya menjadi tantangan dan harus diprioritaskan oleh pelku industry asuransi di Indonesa. “Saya yakin ini sudah perhatian Bapak dan Ibu sekalian, karena ini telah menjadi perhatian asuransi secara global,” kata mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini.
Terkait dengan regulasi dan supervisi yang merupakan isu besar, Muliaman menyinggung beberapa hal penting yang berkaitan dengan isu ini. Pertama, pentingnya kooperasi atau kerja sama antara berbagai pihak dan regulator. “Saya pikir ini sudah menjadi agenda global, para regulator perbankan, asuransi dan pasar modal berusaha menyatukan langkah sehingga kemudian bisa merespons krisis yang sangat tajam ini. Berbagai macam kebijakan countercyclical diterbitkan, tidak hanya pada tingkat global tapi juga di Indonesia,” tuturnya.
|Baca juga: Seminar Digital Insurance
Menurut Muliaman, intinya adalah bahwa semua itu tentu saja harus dikoordinasikan. Jadi kalau bank memperoleh banyak fasilitas countercyclical, maka asuransi juga dapat menikmati itu. “Karena tidak hanya bank, asuransi dan dana pensiun juga menghadapi tantangan yang luar biasa besar. Oleh karena itu tentu saja keperluan untuk melakukan koordinasi menjadi sangat penting,” jelasnya.
“Saya kira pemerintah sudah memiliki komitmen sangat kuat untuk mewujudkan stabilitas makro ekonomi, sehingga mudah-mudahan ini dapat mendukung regulasi dan supervisi yang didesain tidak hanya pas dan baik namun juga memungkinkan kita dapat memiliki exit strategy for recovery secara smooth. Karena saya kira cepat atau lambat mesti ada strategi dari berbagai kebijakan yang ditempuh,” tutur Muliaman D Hadad. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News