Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan ini diperkirakan wait and see seiring adanya sentimen negatif terkait krisis perbankan di AS dan Eropa.
Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update Infovesta Utama, Selasa 20 Maret 2023, sentimen tersebut telah mengakibatkan IHSG terkoreksi 1,29% pada pekan lalu ke level 6.678. Faktor risiko terbesar berasal dari aksi panic selling investor saham akibat collapse-nya beberapa bank dari Amerika seperti Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Selain itu kinerja saham Credit Suisse yang sempat mengalami penurunan lebih dari 20% juga memicu kekhawatiran baru terhadap sektor perbankan dan membuat para investor semakin panik. Penyebab turunnya saham Credit Suisse adalah akibat dari investor utama mereka, Bank Nasional Saudi yang memegang 9,8% saham, tidak ingin mengucurkan lebih banyak modal.
Di sisi lain, tulis Infovesta, mengingat kinerja perbankan tercatat masih mengalami kerugian membuat investor berekspektasi bahwa Credit Suisse akan mengalami kebangkrutan. Namun pada hari Kamis kinerja saham Bank Credit Suisse kembali rebound setelah Bank Sentral Swiss (SNB) memberikan suntikan dana likuiditas sebesar Rp827,9 triliun.
|Baca juga: Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi YTD 10 Maret 2023
Sedangkan sentimen dari domestik cenderung kondusif yakni rilis data penjualan kendaran yang naik +56,3% YoY pada Februari dan data Neraca Perdagangan Indonesia yang kembali mengalami surplus sebesar US$5,48 miliar (vs US$3,88 miliar pada Januari 2023).
Pada pasar Obligasi, dalam sepekan terakhir kinerja indeks Infovesta Govt. Bond justru mengalami peningkatan sebesar +0,12% ke level 9.782 sehingga turut mendorong kenaikan indeks reksa dana Pendapatan Tetap. “Katalis positif didorong oleh ekspektasi pasar terhadap meredanya kenaikan FFR pascakejadian SVB, inflasi US mengalami penurunan sebesar 6% YoY pada Februari 2023, dan dari domestik hasil RDG Bank Indonesia yang kembali menahan suku bunga BI-7DRR sebesar 5,75%.”
Lebih lanjut, Infovesta menilai laju pergerakan indeks dalam sepekan kedepan, pada pasar saham investor diharapkan wait and see mengingat sentimen global yang relatif masih negatif membuat kekhawatiran terhadap pasar masih berlanjut. Sedangkan pada pasar obligasi, investor dapat melakukan aksi buy, di tengah suku bunga BI-7DRR yang diprediksi akan mencapai level peak-nya dalam waktu dekat.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News