Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi melemah karena rilis data ekonomi AS yang menunjukkan kondisi solid.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan indeks dolar AS bergerak menguat ke atas level 105 pascarilis data semalam menunjukan bahwa pereknomian AS masih solid. Data penjualan ritel bulan Agustus menunjukkan pertumbuhan bulanan 0,6% vs sebelumnya 0,2%. Data klaim tunjangan pengangguran mingguan menunjukkan jumlah klaim yang di bawah ekspektasi 220.000 vs 225.000.
|Baca juga: Inflasi AS Lebih Tinggi, Rupiah Berpeluang Menguat
“Dan data inflasi produsen bulan Agustus mengonfirmasi bahwa inflasi di AS masih naik, belum turun sesuai harapan. Data ekonomi AS yang solid ini mendukung kebijakan suku bunga tinggi Bank Sentral AS,” katanya kepada Media Asuransi, Jumat 15 September 2023.
Menurut dia, rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS karena hal tersebut di atas, mengikuti pelemahan nilai tukar regional lainnya terhadap dolar AS.
Tapi di sisi lain, jelas dia, aksi stimulus moneter Bank Sentral China kemarin sore yang memangkas giro wajib minimum sebesar 25 basis poin, memberikan sentimen positif ke aset berisiko. “Ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah dan mungkin bisa berbalik menguat bila data-data ekonomi China yang dirilis pagi ini lebih bagus dari ekspektasi pasar.”
Dari dalam negeri, Ariston menambahkan pasar perlu memperhatikan data neraca perdagangan bulan Agustus yang akan dirilis. Pasar berekspektasi terjadi penurunan pertumbuhan ekspor dan impor melebihi bulan sebelumnya. Ini mungkin bisa membebani pergerakan rupiah.
“Potensi pelemahan hari ini ke arah Rp15.370, dengan potensi penguatan ke arah Rp15.300.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
1 
