Media Asuransi, JAKARTA – Ekonomi pada wilayah DKI Jakarta makin menguat dengan realisasi pendapatan dan hibah APBN Regional sampai dengan 31 Agustus 2022 mencapai Rp1.113,55 triliun (96,27% dari target), sedangkan pagu belanja terealisasi sebesar Rp363,54 triliun (53,31% dari pagu) yang berdampak pada surplus regional sebesar Rp750,01 triliun (157,95% dari target).
Surplus tersebut meningkat 129,51% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Adapun Inflasi pada Agustus 2022 sebesar -0,11% (m-to-m), 3,30% (yoy) dan 2,41% (ytd). “Kita angkat topi bagi teman-teman yang menangani sektor penerimaan, karena kinerjanya sangat baik dan membanggakan kita semua, pendapatan dan hibah di regional DKI Jakarta telah mencapai 96,27% dari target, padahal baru sampai bulan Agustus,” jelas Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta.
Kasus Covid-19 di DKI Jakarta makin terkendali. Pada Agustus 2022, kasus terkonfirmasi Covid-19 DKI Jakarta adalah sebanyak 1.393.871 orang. Pasien yang harus melakukan perawatan sebanyak 13.569 orang atau turun 41,63% dibandingkan 31 Juli 2022, dengan tingkat kesembuhan sebesar 97,91% atau sebanyak 1.364.845 orang. Sementara itu, kasus yang terkonfirmasi meninggal dunia mencapai 15.457 orang atau naik 0,64% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Menurunnya jumlah pasien dirawat yang cukup signifikan pada Agustus 2022, mengindikasikan semakin terkendalinya Covid-19 di wilayah DKI Jakarta.
|Baca juga: Sri Mulyani: Krisis Ekonomi Dunia Saat Ini Sangat Berbahaya
Kinerja positif penerimaan menjaga pundi-pundi APBN. Penerimaan Dalam Negeri DKI Jakarta s.d. 31 Agustus 2022 berhasil mencapai Rp1.113,55 triliun (96,27% dari target), naik 53,34% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Peningkatan tersebut ditopang realisasi perpajakan sebesar Rp871,77 triliun atau mencapai 86,34% dari target, melonjak naik sebesar 63,12% dibandingkan 31 Agustus 2021.
Pada penerimaan Bea dan Cukai, Bea Masuk/Pungutan Impor mencapai Rp14,51 triliun atau sebesar 73,96% dari target, diikuti Bea Keluar/Pungutan Ekspor yang mencapai Rp278,14 miliar atau sebesar 86,35% dari target. Adapun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) turut menyumbang pundi-pundi pendapatan APBN di wilayah DKI Jakarta sebesar Rp241,33 triliun, atau meningkat sebesar 26,25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja neraca perdagangan pada regional DKI Jakarta menunjukan sinyal positif dengan meningkatnya Ekspor DKI Jakarta pada Agustus 2022 sebesar 3,97% dibandingkan Juli 2022, atau mencapai US$ 4,97 miliar. Hal yang sama terjadi pada Impor DKI Jakarta pada Agustus 2022, yang meningkat 12,70% dibandingkan Juli 2022, atau mencapai US$ 7,63 miliar.
Kunjungan Wisatawan Mancanegara (wisman) ke Wilayah DKI Jakarta pada Juli 2022 mencapai 119.197 kunjungan, naik 39,27% (m-to-m) dan naik 2.078,71% (yoy). Kunjungan wisman didominasi oleh wisatawan yang berasal dari Malaysia, Arab Saudi, Singapura, Belanda, dan Tiongkok. Komponen Investasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada Triwulan II 2022 mencapai Rp263,06 triliun, mengalami kontraksi 2,32% (q-to-q), tetapi tumbuh positif 5,78% (yoy) bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
|Baca juga: Dunia Resesi, Ekonomi Indonesia Malah Tembus 6%
Kinerja positif APBN makin kuat didukung pertumbuhan ekonomi yang ekspansif. Pendapatan APBN dan Hibah Wilayah DKI Jakarta s.d. 31 Agustus 2022 adalah sebesar Rp1.113,55 triliun (96,27% dari target), naik 53,34% atau sebesar Rp387,35 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Kenaikan penerimaan yang dominan dari perpajakan secara keseluruhan karena pertumbuhan ekonomi yang ekspansif terutama di sektor-sektor dominan seperti perdagangan, pengolahan, pertambangan dan penggalian, dapat mempertahankan kinerja positif pendapatan APBN, meskipun untuk penerimaan Bea Keluar terdapat penghentian pungutan sawit (CPO beserta turunannya) sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-115/PMK.05/2022 tanggal 15 Juli 2022, di mana tarif pungutan ekspor untuk semua CPO dan turunannya menjadi nol.
Faktor lain yang mendukung peningkatan kinerja pendapatan melalui komponen PNBP adalah Pengenaan tarif Bea Lelang Penjual dan Pembeli sampai dengan 0% untuk lelang produk UMKM.
Sementara itu, kinerja belanja melambat. Belanja APBN Wilayah DKI Jakarta sampai dengan 31 Agustus 2022 terealisasi sebesar Rp363,54 triliun atau 53,31% dari pagu, mengalami penurunan sebesar 8,98%, tetapi mengalami peningkatan pada Belanja Pegawai dan Belanja Modal secara berturut-turut sebesar 11,39% dan 6,19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun, kinerja penyaluran TKDD melambat. Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) s.d. 31 Agustus 2022 sebesar Rp7,29 triliun atau mencapai 42,08% dari pagu, turun 28,40% dibandingkan periode yang sama tahun 2021, dikontribusi oleh penurunan realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar 32,66% dan penurunan Dana Alokasi Khusus Non-Fisik (DAK Non-Fisik) sebesar 10,98%. Belanja TKDD didominasi oleh Dana Bagi Hasil sebesar Rp5,45 triliun atau 74,75% dari total TKDD.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News