Media Asuransi, JAKARTA – Dampak perang tarif terus menerus mengganggu perekonomian China. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan ekspor China melambat pada Agustus, tertekan oleh melemahnya pengiriman ke Amerika Serikat.
|Baca juga: AS Persulit Produksi Chip di China, Saham Shanghai Jatuh
Dikutip dari Reuters, Senin, 8 Agustus 2025, ekspor China selama Agustus lalu hanya naik 4,4 persen secara year on year, di bawah perkiraan survei Reuters sebesar 5 persen dan menjadi pertumbuhan paling lambat sejak Februari. Angka ini juga jauh lebih rendah dibanding kenaikan 7,2 persen pada Juli.
|Baca juga: BI dan Kemenkeu Sinergikan Kebijakan Fiskal dan Moneter Dukung Asta Cita terkait Ekonomi Kerakyatan
Sementara nilai impor hanya tumbuh 1,3 persen selama Agustus, turun dari angka impor Juli yang mengalami peningkatan 4,1 persen.
Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump menjadi penyebab utama kendati pada 11 Agustus lalu kedua negara sepakat memperpanjang gencatan perang dagang selama 90 hari. Namun saat gencatan senjata tarif AS sebesar 30 persen untuk impor dari China serta tarif 10 persen yang dikenakan Beijing untuk barang-barang dari AS tetap berlaku.
|Baca juga: 26 Perusahaan asal Tiongkok Dominasi Daftar Pendapatan Tertinggi di Asia Pasifik
Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai langkah lanjutan setelah gencatan sejata perang dagang ini. Proses negosiasi terakhir dari negosiator senior China, Li Chenggang, yang berkunjung ke Washington akhir bulan lalu juga tidak menghasilkan terobosan berarti.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News