1
1

Ekspor Februari 2023 Naik 4,51 Persen Yoy

Kegiatan ekspor impor di pelabuhan. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai ekspor Indonesia Februari 2023 mencapai US$21,40 miliar atau turun 4,15 persen dibanding ekspor Januari 2023. Namun jika secara tahunan atau dibanding Februari 2022, nilai ekspor Februari 2023 naik sebesar 4,51 persen year on year (yoy).

Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), M Habibullah, dalam jumpa pers secara daring, Rabu, 15 Maret 2023.“Ekspor nonmigas Februari 2023 mencapai US$20,21 miliar, turun 3,00 persen dibanding Januari 2023. Namun naik 3,76 persen jika dibanding ekspor nonmigas Februari 2022,” katanya.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2023 terhadap Januari 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar US$277,0 juta (6,51 persen). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$141,0 juta (10,93 persen).

|Baca juga: Neraca Perdagangan Februari Surplus US$5,48 Miliar

Habibullah menjelaskan bahwa secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2023 mencapai US$43,72 miliar atau naik 10,28 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$41,05 miliar atau naik 8,73 persen pada periode yang sama.

“Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Februari 2023 turun 0,26 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 1,95 persen, sedangkan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 58,76 persen,” tuturnya.

Berdasar negara tujuan, ekspor nonmigas Februari 2023 terbesar adalah ke China yaitu US$5,04 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,91 miliar dan Jepang US$1,74 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,99 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,97 miliar dan US$1,25 miliar.

Sementara itu menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Februari 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$6,00 miliar (13,72 persen), diikuti Kalimantan Timur US$5,10 miliar (11,67 persen) dan Jawa Timur US$3,83 miliar (8,75 persen).

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Rupiah Diprediksi Masih Akan Bullish ke Depan
Next Post Digitalisasi, Membuat KPR BCA Melonjak di Masa Pandemi Covid-19

Member Login

or