Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah karena secara teknikal memasuki area jenuh beli.
Equity Research Analyst PT Erdikha Elit Sekuritas Hendri Widiantoro mengatakan, secara teknikal IHSG bergerak sideways dengan kecenderungan melemah. Ditransaksikan dengan volume yang relatif sepi dari rata-rata 5 hari transaksi. Indikator stokastik tampak berada pada area overbought yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan atau profit taking.
“Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak konsolidasi dengan menguji support 6.370 dan resistance 6.470,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Jumat 22 Januari 2021.
Dia menjelaskan, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah pada level 6.414 (-0,25%) ditransaksikan senilai Rp19,17 triliun dengan volume transaksi 18,03 miliar lembar saham di mana asing melakukan Aksi Jual Bersih Rp137,55 miliar. Adapun sektor yang membebani laju IHSG kemarin meliputi sektor Manufactur (-0,02%), Basic-Ind (-0,228%), Property (-0,344%), Consumer (-0,347%), Mining (-0,656%), Finance (-0,988%) di mana sektor yang masih menopang lajuIHSG kemarin meliputi sektor Agriculture (1,702%), Misc-Ind (1,443%), Infrastructure (0,957%), dan Trade (0,62%).
Baca Juga:
- Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Kembali Tertekan
- RUPSLB 2021, BRI Angkat 4 Direksi Baru
- Bank Indonesia Pilih Pertahankan Suku Bunga Acuan
Hendri mengatakan, IHSG pada perdagangan kemarin terpantau bergerak fluktuatif. Pada awal perdagangan IHSG dibuka menguat lalu berbalik arah menuju teritori merah dan menjelang penutupan sesi 1 indeks kembali menguat dan ditutup pada teritori merah. “IHSG ditutup melemah di level 6.413 (-0,24%). Pelemahan Indeks disebabkan adanya aksi jual masif oleh investor asing pada saham BFIN, BBCA, BUMI, BBRI, dan ASII,” katanya.
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa investor perlu mencermati data-data ekonomi yang akan dirilis hari ini yaitu data ekonomi dari Inggris mengenai penjualan ritel bulan Desember MoM yang diproyeksikan oleh konsensus Trading Economic bertumbuh 1,2% di mana sebelumnya bertumbuh sebesar -3,8%. Data penjualan ritel untuk bulan Desember YoY akan bertumbuh 4% dari sebelumnya 2,4%.
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa investor perlu mencermati data-data ekonomi yang akan dirilis hari ini yaitu data ekonomi dari Inggris mengenai penjualan ritel bulan Desember MoM yang diproyeksikan oleh konsensus Trading Economic bertumbuh 1,2% di mana sebelumnya bertumbuh sebesar -3,8%. Data penjualan ritel untuk bulan Desember YoY akan bertumbuh 4% dari sebelumnya 2,4%.
Dari Uni Eropa akan dirilis juga data PMI Manufacturing untuk bulan Januari yang diproyeksikan akan bertumbuh 54,5 terekspansi melambat dari sebelumnya 55,2 dan untuk PMI Services bulan Januari juga demikian masih terkontraksi pada level 44,5 dari 46,4 yang diproyeksikan oleh Trading Economics. Dan dari AS akan dirilis juga data PMI Mnufacturing yang diproyeksikan oleh konsensus Trading Economics akan bertumbuh 56,5 terkespansi melambat dari sebelumnya 57,1 dan untuk PMI Services diproyeksikan oleh konsensus Trading Economics akan bertumbuh terekspansi melambat 53,6 dari sebelumnya 54,8. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Related Posts
Ekonomi