Media Asuransi – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (16/6/2021) diperkirakan akan bergerak cenderung konsolidasi pada range level support 6.060 dan level resistance 6.110.
Regina Fawziah, Equity Research Analyst PT Erdikha Elit Sekuritas, menjelaskan, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat pada level 6.089 (+0,14%). Ditransaksikan dengan volume yang relatif sepi jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari pedagangan. IHSG ditopang oleh sektor Basic Materials (2,85%), Technology (1,702%), Healthcare (0,68%), Infrastructures (0,577%), kendati dibebani oleh sektor Industrials (-0,155%), Consumer Non-Cyclical (-0,259%), Financials (-0,318%), Consumer Cyclicals (-0,439%), Energy (-0,709%), Transportation & Logistic (-1,067%), Properties & Real Estate (-1,325%) yang mengalami pelemahan walaupun tidak signifikan.
Lebih lanjut Regina memaparkan bahwa faktor kenaikan IHSG pada hari Selasa yakni salah satunya karena data indikator ekonomi Indonesia yakni ekspor-impor dan neraca perdagangan selama bulan Mei mengalami kenaikan dibandingkan dengan sebelumnya. Bahkan untuk impor kenaikannya di atas proyeksi pasar yakni 68,68% dari proyeksi 65% dan sebelumnya 29,93%, artinya bahwa aktivitas manufaktur Indonesia sudah kembali berjalan setelah sebelumnya sempat terganggu akibat dari pandemi Covid-19 yang.
|Baca juga: Dana Kelolaan Reksa Dana Mei 2021 Susut Rp32,31 Triliun
“Dengan hal ini, kami memproyeksikan untuk data PMI Manufactur Indonesia juga nantinya akan ikut terdorong, yakni ekspansi cenderung meningkat. Namun, untuk bulan Juni dan Juli perlu diperhatikan lagi karena saat ini kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia terutama DKI Jakarta kembali meningkat dikarenakan adanya penyebaran virus Covid varian baru dari India sehingga dapat menimbulkan kekhawatiran kembali yang mungkin bisa menggangu aktivitas ekonomi Indonesia yang pada dasarnya masih dalam proses recovery atau pemulihan,” jelasnya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Rabu (16/6/2021).
Kemudian selain impor, untuk ekspor juga mengalami kenaikan yakni sebesar 58,76% dari 52,02%, peningkatan ini juga di atas konsensus para pelaku pasar. Kenaikan yang terjadi pada ekspor dikarenakan adanya pemulihan lebih lanjut dalam permintaan global dan kenaikan harga komoditas. Penjualan ekspor nonmigas melonjak 58,30% menjadi US$15,66 miliar, sementara ekspor migas melonjak 66,99% menjadi US$0,94 miliar, di tengah kenaikan pengiriman minyak mentah.
Mengingat lima bulan pertama tahun ini, ekspor tumbuh sebesar 30,58% dari periode yang sama tahun 2020. Terakhir mengenai perdagangan yang kembali mengalami surplus yakni US$2,3 miliar dari US$2,29 miliar di bulan April di tengah peningkatan ekspor lebih lanjut karena permintaan global membaik.
|Baca juga: IHSG Berbalik Menguat di Akhir Perdagangan
“Jika kita bandingkan ketiga data di atas dengan tahun lalu di periode yang sama, ini terbilang cukup membaik, bahkan sudah cenderung tinggi kenaikannya. Artinya pemulihan ekonomi baik global ataupun domestik terus berjalan dan perlahan kembali menghasilkan aktivitas ekonomi yang sebelumnya sempat terhambat akibat dari adanya pandemi Covid-19.”
Untuk hari Rabu, terang Regina, ada beberapa indikator ekonomi yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar di antaranya yakni data terkait neraca perdagangan dan ekspor impor dari Jepang yang diproyeksikan akan mengalami kenaikan dari sebelumnya yakni ekspor sebesar 51,3% berdasarkan Trading Economics dari 38%, impor 26,6% dari 12,8% sedangkan untuk neraca perdagangannya diproyeksikan akan turun. Kemudian dari Inggris akan rilis juga terkait data inflasinya yang diproyeksikan akan mengalami penurunan yakni 0,3% berdasarakn konsensus Trading economics dari 0,6% secara bulanan, sedangkan secara tahunannya diproyeksikan cenderung meningkat menjadi 1,8% dari 1,5%.
Kemudian dari China akan rilis data terkait penjualan eceran yang diproyeksikan akan turun 13,6% dari 17,7% dan tingkat pengangguran yang diproyeksikan cenderung turun namun tidak signifikan. Dan terkahir untuk AS akan rilis data terkait harga ekspor-impor yang diproyeksikan akan meningkat namun belum signifikan, seiring dengan pulihnya beberapa sektor dan industri di sana, dan data terkait cadangan minyak AS. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News