1
1

Erdkha Sekuritas: IHSG Bergerak 6.050-6.100

Seorang investor sedang memperhatikan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6.050 dan level resistance 6.100.

Regina Fawziah, Equity Research Analyst PT Erdikha Elit Sekuritas, memarkan bahwa IHSG pada perdagangan minggu lalu ditutup melemah pada level 6.070. Ditransaksikan dengan volume yang cukup ramai jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. 

Dia menjelaskan, IHSG dibebani oleh sektor Consumer Non-Cyclical (-2,59%), Financials (-1,29%), Healthcare (-1,02%), Energy (-0,77%), Properties & Real Estate (-0,71%), Transportation & Logistic (-0,69%), Basic Materials (-0,20%), kendati ditopang oleh sektor Consumer Cyclicals (0,02%), Infrastructures (0,61%), Technology (0,92%), Industrials (0,93%) yang mengalami penguatan walaupun tidak signifikan. 

Faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada akhir pekan lalu di antaranya yakni dari domestik kembali naiknya angka kasus harian dan rata-rata selama 7 hari yang sebelumnya sempat menurun hingga di bawah 30.000 tetapi per hari Kamis kenaikannya kembali terjadi meskipun kalau dilihat kenaikan jumlah kasus harian itu juga diikuti oleh kenaikan dari angka kesembuhannya juga. 

|Baca juga: Reliance Sekuritas: IHSG Bergerak Terkonsolidasi

“Dengan adanya kenaikan ini maka menurut kami akan ada potensi bagi pemerintah untuk kembali memperpanjang PPKM yang masih berlangsung hingga 2 Agustus 2021. Dengan adanya potensi tersebut kekhawatiran investor akan dampak dari PPKM yang berlangsung saat ini kembali meningkat sehingga membuat IHSG juga bergerak melemah di akhir sesi 2 pekan lalu. Kemudian ditemukannya varian delta di domestik juga dikhawatirkan akan menambah jumlah kasus harian Covid-19 meskipun adanya kebijakan PPKM oleh pemerintah.”

Selain dari domestik, kenaikan kasus Covid-19 akibat varian delta plus juga tengah dirasakan oleh beberapa negara di Asia seperti Jepang yang memperpanjang keadaan darurat di ibu kota Tokyo hingga 31 Agustus 2021 karena kembali melonjaknya kasus Covid-19 di sana, kenaikan kasus tersebut juga cukup berdampak terhadap tingkat penjualan eceran Jepang yang turun dari sebelumnya 8,3% menjadi 0,1% pada bulan Juni. Sama halnya yang terjadi di Jepang, di Eropa juga kenaikan kasus Covid-19 kembali meningkat bahkan beberapa negara kembali memperlakukan pembatasan sosial dan wilayah di sana. Penyebaran virus Covid-19 varian delta plus ini cukup mengkhawatirkan para pelaku pasar baik domestik maupun global karena tingkat penyebarannya yang cenderung lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya, sehingga dikhawatirkan dapat kembali meningkatkan jumlah kasus Covid-19 secara global yang sebelumnya sempat turun karena beberapa kebijakan yang telah diberlakukan dan proses vaksinasi yang terus berjalan. 

Regina memaparkan bahwa tahun lalu para pelaku pasar berharap bahwa tahun ini akan ada pemulihan ekonomi dan kasus Covid-19 dapat melandai, namun ternyata pemulihan ekonomi tersebut masih berjalan cukup lambat di beberapa negara karena angka kasus Covid-19 yang kembali mengalami kenaikan dan beberapa negara termasuk Indonesia juga masih memberlakukan kebijakan pembatasan sosial yang berdampak terhadap aktivitas ekonomi dan mobilitas yang ada. Di samping itu, program vaksinasi masing-masing negara masih terus berjalan dan setiap harinya mengalami peningkatan.

|Baca juga: Trimegah Karya (UVCR) Sah Jadi Saham Syariah

Selain dari perkembangan kasus Covid-19 di tahun ini, katalis positif yang ikut mewarnai pergerakan IHSG pada pekan lalu yakni diberlakukannya regulasi baru oleh pemerintah China terkait larangan perusahaan bimbingan belajar (bimbel) online untuk mencari keuntungan pada mata pelajaran inti sekolah, menyusul tindakan keras awal tahun ini di sektor teknologi. Langkah regulasi yang diambil oleh pemerintah China ini menambah katalis negatif dan kekhawatiran pasar akan risiko investasi di negara itu dan turut mempengaruhi pergerakan bursa regional.

Selain dari beberapa katalis di atas, penurunan yang terjadi dari IHSG pada pekan lalu juga tidak terlepas dari net foreign sell yang cukup besar pada beberapa saham yang memiliki nilai kapitalisasi besar seperti PGAS, BBRI, ANTM, INDF dan juga BBNI. Sementara untuk net foreign buy terbesar terjadi pada saham ASII, EMTK, INCO dan TLKM. 

Untuk hari Senin ini, 2 Agustus 2021, Regina menjelaskan, ada beberapa katalis yang perlu diperhatikan oleh para investor dan pelaku pasar lainnya mengenai perkembangan PPKM Level 4 yang berpotensi kembali diperpanjang meskipun tidak akan sampai melakukan karantina wilayah (lockdown) yang sudah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo karena meskipun kebijakan ini dapat dengan efektif menghentikan peredaran virus yang ada di Indonesia, namun kebijakan ini sulit diberlakukan di Indonesia melihat kondisi dan situasi yang ada. Selain itu, apabila kebijakan ini terpaksa dilakukan maka akan ada dampak yang cukup serius seperti membengkaknya APBN (karena pemerintah wajib memasok kebutuhan dasar warga di wilayah terdampak secara gratis). Padahal, kas sedang defisit dan utang membumbung.

Selain itu masih dari domestik yakni hari senin akan ada rilisnya data markit manufacturing PMI Indonesia yang diproyeksikan masih akan ekspansi namun sedikit melambat dari sebelumnya 53,5 menjadi 51,4. Kemudian rilisnya angka inflasi domestik baik secara tahunan yang diproyeksikan akan tumbuh sebesar 1,45% dari 1,33% dan bulanan yang diproyeksikan akan tumbuh positif 0,01% dari sebelumnya yang tumbuh negatif -0,16%. Sedangkan untuk inflasi inti yang tidak menyertakan unsur makanan dan energi diproyeksikan akan tumbuh sebesar 1,38% dari sebelumnya 1,49%. Lalu untuk data tourist arrivals diproyeksikan akan tumbuh positif dari beberapa bulan sebelumnya yang sempat tumbuh negatif, dan terakhir tumbuh -3,85% dan diproyeksikan tumbuh 1%.

Beralih dari domestik ke bursa Eropa, pada hari Senin akan rilis data penjualan eceran Jerman yang diproyeksikan akan tumbuh 2% dari sebelumnya 4,2% secara bulanan, sedangkan secara tahunan masih diproyeksikan tumbuh negatif yakni -0,6% dari sebelumnya -2,4% dan terakhir dari Jerman akan rilis data manufacturing PMI selama bulan Juli yang diproyeksikan akan ekspansi cendeurng meningkat dari 65,1 menjadi 65,6. Begitupun dari AS, akan rilis data manufacturing PMI juga yang diproyeksikan akan ekspansi namun cenderung melambat dari yang sebelumnya 62,1 menajdi 63,1. Semua proyeksi yang ada berdasarkan konsensus Trading Economics. Aca

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Reliance Sekuritas: IHSG Bergerak Terkonsolidasi
Next Post NH Sekuritas: Pelaku Pasar Cermati Perpanjangan PPKM Level 4

Member Login

or