1
1

Fitch Downgrade Peringkat Japfa Comfeed Jadi B+/A Outlook Stabil

Pusat produksi Japfa Comfeed Indonesia (JPFA). | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah menurunkan Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk ke ‘B+’ dari ‘BB-‘. Outlook adalah Stabil.

Fitch juga telah menurunkan peringkat senior tanpa jaminan dan peringkat atas obligasi senior tanpa jaminan Japfa sebesar USD350 juta yang jatuh tempo di 2026 ke ‘B+’ dengan Recovery Rating ‘RR4’, dari ‘BB-‘. Di saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah menurunkan Peringkat Nasional Jangka Panjang Japfa ke ‘A(idn)’ dari ‘A+(idn)’. Outlook adalah Stabil.

Dikutip dari keterangan resminya, Jumat 31 Maret 2023, penurunan peringkat mencerminkan perkiraan Fitch bahwa EBITDA net leverage Japfa akan tetap di atas 2,5x hingga setidaknya 2024, yang merupakan sensitivitas negatif sebelumnya untuk peringkat ‘BB-‘.

|Baca juga: BEDAH SAHAM: Di Balik Lesunya Kinerja Japfa Comfeed (JPFA)

“Kami tidak memperkirakan akan adanya perbaikan material pada harga rata-rata anak ayam umur sehari (DOC) dan unggas hidup pada tahun 2023 dari harga yang rendah di 4Q22 karena pasokan yang berlebih saat ini. Hal ini akan mengurangi perolehan EBITDA dan kemampuan deleveraging Japfa karena kami memperkirakan arus kas bebas (FCF) akan tetap negatif di tahun 2023.”

Peringkat Nasional ‘A’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang rendah relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.

Fitch memperkirakan EBITDA net leverage Japfa, setelah mengkonsolidasikan sejumlah anak perusahaan secara proporsional, akan tetap tinggi pada tahun 2023 di sekitar 3,2x sebelum turun ke 2,8x pada tahun 2024 dan di bawah 2,5x pada tahun 2025.

“Kami memperkirakan harga DOC dan unggas hidup untuk pulih di 2Q23 dan 3Q23 dari harga yang rendah di 1Q23 setelah culling yang diperintahkan oleh pemerintah di Februari 2023. Meskipun demikian, harga rata-rata produk ini akan lebih rendah daripada harga rata-rata di tahun 2022, karena menurut kami kelebihan pasokan akan tetap ada.”

Fitch mengasumsikan harga pakan unggas yang stabil di tahun 2023 karena kemampuan Japfa untuk meneruskan sebagian dari kenaikan biaya. Kenaikan biaya bahan baku mendorong perseroan untuk menaikkan harga jual pakan sebesar 10%-20% dari harga tahun 2020.

|Baca juga: Fitch Afirmasi Peringkat Japfa Comfeed (JPFA) BB- Outlook Stabil

“Kami memperkirakan hal ini akan berlanjut tetapi fleksibilitas Japfa untuk meneruskan kenaikan harga bahan baku akan berkurang karena harga industri DOC dan unggas hidup tetap rendah. Hal ini karena peternak dan petani pihak ketiga dapat mengurangi produksi mereka untuk menghemat biaya, yang akan menurunkan permintaan pakan.”

Margin EBITDA Japfa pada tahun 2023 akan tetap berada di sekitar 8% dari tahun 2022 karena meningkatnya volume penjualan. Namun, tidak adanya kenaikan harga yang material akan menunda peningkatan profitabilitas hingga tahun 2024. Fitch juga telah mengasumsikan harga jagung dan soybean meal yang relatif stabil di tahun 2023 yang dapat mendukung profitabilitas secara parsial. Pembelian jagung Japfa pada 2023 akan diuntungkan dari penurunan harga jagung sejak 2H22. Namun harga soybean meal tetap tinggi karena kekeringan di Amerika Selatan, yang mempengaruhi produksi dari salah satu daerah penghasil kedelai terbesar.

Fitch memperkirakan belanja modal sekitar Rp2 triliun dari tahun 2023 dan seterusnya, sedikit berubah dari Rp2,1 triliun di tahun 2022. Sebagian dari belanja modal akan dialokasikan untuk peningkatan kapasitas dan modernisasi fasilitas produksi dan peternakan yang ada, serta pembangunan fasilitas pengeringan jagung yang baru. Jumlah ini juga mencakup belanja modal untuk pemeliharaan sekitar Rp500 miliar-Rp700 miliar per tahun.

Belanja modal yang bersifat ekspansi dapat dikurangi jika kondisi pasar saat ini tidak menguntungkan. Namun, belanja modal yang lebih tinggi dari ekspektasi kami akan membatasi kemampuan Japfa untuk melakukan deleveraging di tengah tekanan margin arus kas.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ahmad Noor Azhari Ditunjuk Sebagai CEO Malaysian Re
Next Post Asuransi Astra Bersama ngeLESin Berikan Literasi Keuangan untuk Perempuan Pelaku UMKM

Member Login

or