1
1

Fitch Downgrade Peringkat Lippo Karawaci (LPKR) ke CCC+

PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), platform real estat dan layanan kesehatan di Indonesia. | Foto: lippokarawaci.co.id

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah menurunkan Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) Mata Uang Asing dan Lokal PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) ke ‘CCC+’ dari ‘B-‘. Fitch juga telah menurunkan peringkat atas obligasi US dollar LPKR yang jatuh tempo di Januari 2025 dan Oktober 2026 ke ‘CCC+’ dari ‘B-‘ dengan Recovery Rating ‘RR4’.

Fitch Ratings Indonesia di saat yang bersamaan telah menurunkan Peringkat Nasional Jangka Panjang LPKR ke ‘B+(idn)’ dari ‘BBB-(idn)’. Outlook adalah Negatif.

“Aksi pemeringkatan ini mencerminkan peningkatan risiko pembiayaan kembali atas obligasi tanpa jaminan LPKR senilai US$237 juta yang akan jatuh tempo pada 22 Januari 2025. Hal ini mengikuti konfirmasi LPKR bahwa perusahaan akan memprioritaskan upaya pembiayaan kembali obligasi tanpa jaminan perusahaan afiliasinya yang berbasis di Singapura Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT, CCC-) sebesar US$250 juta yang akan jatuh tempo pada Juni 2024 dengan memperkenalkan LMIRT kepada hubungan perbankan LPKR,” tulis Fitch dalam keterangan resminya.

Fitch meyakini hal ini berpotensi membebani risk appetite bank atas eksposur terhadap satu kelompok usaha, dan dapat melemahkan akses perbankan LPKR dan menyebabkan penundaan yang material. Hal ini terjadi pada saat deleveraging LPKR berjalan lambat, karena kami memperkirakan arus kas bebas (FCF) akan tetap negatif dalam beberapa tahun ke depan, meskipun ada perbaikan.

Peringkat Nasional ‘B’ menunjukkan tingkat risiko gagal bayar yang meningkat secara signifikan dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.

Fitch meyakini kemampuan LPKR dan LMIRT untuk memanfaatkan pasar obligasi US dollar lintas batas akan tetap lemah di tengah rendahnya sentimen investor terhadap utang high-yield, yang akan membuat LPKR dan LMIRT bergantung pada risk appetite bank di Indonesia. LPKR telah menunjukkan akses yang kuat ke bank domestik yang terlihat pada bulan Januari 2023 ketika LPKR menggunakan pinjaman bank untuk mendanai tender offer yang melunasi hampir setengah dari utang obligasinya.

|Baca juga: Fitch Afirmasi Peringkat Lippo Karawaci B- Outlook Stabil

Namun, fokus perusahaan dalam membantu LMIRT membayar kembali obligasinya yang jatuh tempo pada Juni 2024 dengan menggunakan bank yang telah menjalin hubungan dengan LPKR akan mempersulit dan dapat menunda pembiayaan kembali LPKR. Hal ini termasuk risiko bahwa bank baru mungkin harus diperkenalkan agar pembiayaan kembali atas obligasi LPKR yang jatuh tempo pada Januari 2025 dapat dilakukan, yang jika digabungkan dengan obligasi LMIRT yang jatuh tempo pada Juni 2024, memiliki nilai agregat sekitar Rp7,5 triliun dengan nilai tukar saat ini.

Fitch memandang struktur permodalan LPKR tidak berkelanjutan karena terus melebihi sifat generatif kas dari bisnisnya, sebagaimana terlihat dari FCF negatif perusahaan yang terus-menerus dalam beberapa tahun terakhir meskipun ada perbaikan. “Kami memperkirakan FCF negatif LPKR akan berada pada kisaran Rp700 miliar-Rp750 miliar pada tahun 2023, sedikit turun dari sekitar Rp1 triliun pada tahun 2022. Kami percaya perbaikan berkelanjutan FCF akan bergantung pada prapenjualan yang lebih tinggi secara signifikan atau pengurangan utang perusahaan.”

Fitch memperkirakan prapenjualan pada tahun 2024, tidak termasuk penjualan tanah dalam jumlah besar, akan cenderung datar dari tahun 2023. Prapenjualan LPKR didukung oleh permintaan yang sehat terhadap rumah tapak dengan harga terjangkau, yang merupakan andalan perusahaan, dan dorongan kuat dari bank dalam negeri untuk pertumbuhan kredit pemilikan rumah.

Prapenjualan setahun penuh pada tahun 2023 akan meningkat sebesar 5% dari tahun 2022, didukung oleh prapenjualan LPKR yang stabil pada 9M23 dan peluncuran proyek Park Serpong milik perusahaan pada 4Q23. “Kami memperkirakan tingkat penyerapan yang tinggi untuk Park Serpong mengingat sebagian besar unit memiliki harga di bawah Rp1 miliar serta lokasinya yang menarik.

Fitch juga memperkirakan penjualan bidang tanah kepada PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) akan terus berlanjut pada tahun 2023-2025, dengan nilai sekitar Rp500 miliar per tahun. Penjualan tanah ke SILO sebagian besar untuk mendukung ekspansi jangka menengah anak perusahaan di berbagai lokasi di Indonesia. Pada akhir 9M23, LPKR menjual sekitar Rp397 miliar tanah kepada SILO, yang sebagian besar berupa sebidang tanah di Jakarta Selatan yang adalah sesuai dengan rencana pengembangan SILO.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 36,57% UMKM Terima Pembiayaan dari Fintech P2P Lending
Next Post Peringkat Agung Podomoro Land (APLN) Diturunkan ke C oleh Fitch

Member Login

or