1
1

Fitch Pertahankan Outlook Negatif terhadap XL Axiata

PT XL Axiata Tbk (XL), merupakan perusahaan operator telekomunikasi seluler Indonesia. | Foto: xlaxiata.co.id

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Asing dan Mata Uang Lokal Issuer Default Rating (IDR) dari PT XL Axiata Tbk (XL), operator telekomunikasi seluler Indonesia, di ‘BBB’ dengan Outlook yang masih negatif.

Pada saat yang bersamaan, Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang di ‘AAA(idn)’ dengan Outlook Negatif.

“Outlook Negatif mencerminkan profil kredit induk Axiata Group Berhad (Axiata) dan pandangan kami bahwa EBITDA net leverage Axiata kemungkinan akan tetap tinggi dalam jangka menengah, karena kami memperkirakan arus kas bebas (FCF) akan negatif akibat belanja modal yang tinggi dan kebutuhan pemegang saham. Monetisasi aset yang berhasil akan menjadi kunci untuk pengurangan utang Axiata,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 27 Juni 2024.

|Baca juga: Axiata Group & Sinar Mas Teken MoU Jajaki Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren

Peringkat Nasional ‘AAA’ menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch dalam skala Peringkat Nasional untuk negara tersebut. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau obligasi dengan ekspektasi paling rendah terhadap risiko gagal bayar dibandingkan dengan semua emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.

Lebih lanjut, Fitch menjelaskan peringkat ‘BBB’ XL mencerminkan kekuatan kredit induknya, Axiata, yang didukung oleh insentif legal dan strategis yang ‘Tinggi’ bagi Axiata untuk mendukung XL berdasarkan kriteria Parent and Subsidiary Linkage (PSL) dari Fitch. “Outlook Negatif pada IDR XL mencerminkan pandangan kami bahwa EBITDA net leverage Axiata kemungkinan akan tetap tinggi hingga 2025.”

Fitch memperkirakan bahwa penghasilan FCF Axiata akan tetap terbatas, mengingat kebutuhan belanja modal dan pembagian hasil kepada pemegang saham. Monetisasi aset non-inti yang berhasil atau divestasi kepemilikan minoritas dari anak perusahaan akan menjadi kunci bagi Axiata untuk mencapai target rasio net debt/EBITDA sebesar 2,5x berdasarkan laporan keuangan perusahaan (1Q24: 3,0x). Axiata berupaya mencapai target penurunan utang ini pada akhir 2026.

“Kami menganggap Axiata sebagai “induk yang lebih kuat”, dengan bisnis di lebih dari lima negara Asia dan skala bisnis yang lebih besar. Anak perusahaan dan afiliasi Axiata lainnya memiliki posisi pasar yang kuat, dengan pangsa pasar 30%-40% di Bangladesh dan Kamboja, di atas 60% di Sri Lanka, dan lebih dari 50% di Malaysia.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Mega Syariah Luncurkan Deposito Berkah Digital untuk Tingkatkan DPK
Next Post IFG Life Akuisisi Mandiri Inhealth

Member Login

or