1
1

Fitch Revisi Outlook Bayan Resources (BYAN) Jadi Positif

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah merevisi outlook penambang batu bara Indonesia, PT Bayan Resources Tbk’s Long-Term Issuer Default Rating (IDR) menjadi positif dari stabil dan menegaskan IDR di ‘BB-‘.

Melalui keterangan resminya, Fitch menjelaskan bahwa prospek positif mencerminkan ekspektasi Fitch terhadap peningkatan skala operasional Bayan dan pengurangan material dalam risiko operasional dari masalah terkait cuaca setelah selesainya belanja modal.

Bayan mengharapkan untuk menyelesaikan pembangunan jalan angkut yang menghubungkan konsesi utamanya, Tabang, dengan sungai Mahakam serta perluasan tongkang dan infrastruktur terkait lainnya pada awal 2023. Jalan angkut akan membantu Bayan menghindari gangguan yang terjadi di saat tongkang batu bara melalui sungai kecil selama periode permukaan air rendah.

|Baca juga: Larangan Ekspor Bakal Dicabut, Overweight Sektor Batu Bara

Peringkat tersebut mencerminkan profil keuangan Bayan yang solid dengan posisi kas bersih, operasi penambangan berbiaya rendah dan umur cadangan yang panjang.

Fitch mengharapkan pembangunan jalan angkut sepanjang 101 km dan pemuatan tongkang baru serta fasilitas lainnya untuk meningkatkan produksi tahunan Bayan hingga 50 juta ton (MT) dalam jangka menengah dari 27,3 MT pada 9M21. Konstruksi sedikit tertunda oleh curah hujan di 4Q21. Perusahaan sekarang mengharapkan untuk menyelesaikan pekerjaan pada awal 2023, bukan rencana awal September 2022.

Fitch yakin larangan ekspor batu bara selama sebulan terakhir oleh Indonesia, sebagai peningkatan risiko regulasi, terutama bagi penambang yang tidak mematuhi kewajiban pasar domestik (DMO). Namun, Fitch tidak mengharapkan dampak material apa pun pada kinerja Bayan tahun 2022 akibat larangan ekspor.

Bayan mendeklarasikan force majeure pada beberapa kontraknya pada Januari 2022, yang merugikan penjualan meskipun Fitch berharap untuk menutup beberapa volume yang hilang di bulan-bulan berikutnya selama tahun ini, membatasi kerugian. Semua penambang batu bara diamanatkan untuk menjual setidaknya 25% dari produksi mereka secara lokal di bawah peraturan DMO di Indonesia.

|Baca juga: Larangan Ekspor Bakal Dicabut, Overweight Sektor Batu Bara

Tambang utama Bayan, Bara Tabang, telah membayar denda karena tidak mematuhi DMO dalam tiga tahun terakhir. Pembayaran denda untuk tahun 2021 menunggu kejelasan dari pemerintah. Perusahaan mengharapkan untuk sepenuhnya mematuhi kewajiban DMO pada tahun 2022 untuk kuota produksi yang disetujui sebesar 37MT. Fitch memperkirakan risiko regulasi Bayan dari DMO dapat dikelola mengingat rekornya dan memperkirakan volume produksi akan terus meningkat hingga di atas 45 MT pada tahun 2024. Namun, risiko tetap ada karena produksi tunduk pada persetujuan pemerintah tahunan.

Fitch memperkirakan profil keuangan Bayan akan tetap kuat dengan posisi kas bersih dalam jangka menengah. Kami memperkirakan rekor harga batu bara yang tinggi meningkatkan EBITDA menjadi sekitar USD1,7 miliar pada tahun 2021 dari sekitar USD340 juta pada tahun 2020. EBITDA yang lebih tinggi dan belanja modal yang lebih rendah dari perkiraan sekitar USD160 juta diterjemahkan menjadi kas bersih sekitar USD1 miliar pada akhir tahun 2021, menurut perkiraan Fitch.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MARKET REVIEW: IHSG Kembali Ukir Rekor Tertinggi Baru
Next Post Moody’s Pangkas Outlook Soechi Lines (SOCI) Jadi Negatif

Member Login

or