1
1

Fitch Upgrade Peringkat BTN Jadi AA+ Outlook Stabil

Gedung BTN. | Foto: BTN

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah menaikkan Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menjadi ‘AA+(idn)’ dari ‘AA(idn). Outlook Stabil.

Fitch juga telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Pendek BTN di ‘F1+(idn) dan menaikkan peringkat utang senior tanpa jaminan menjadi ‘AA+(idn) dari ‘AA(idn)’.

Tindakan pemeringkatan mencerminkan pandangan Fitch tentang kemungkinan dukungan luar biasa yang lebih kuat dari pemerintah Indonesia (BBB/Stabil), jika diperlukan, daripada yang diperhitungkan sebelumnya dalam peringkat.

Dikutip dari keterangan resminya, Fitch menjelaskan peringkat Nasional ‘AA’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. Risiko gagal bayar yang melekat hanya sedikit berbeda dari emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.

|Baca juga: Bank BTN Pastikan Hasil Rights Issue Tepat Sasaran untuk Masyarakat Punya Rumah

Peringkat Nasional ‘F1’ menunjukkan kapasitas terkuat untuk pembayaran tepat waktu atas komitmen keuangan relatif terhadap penerbit atau kewajiban lain di negara yang sama. Di bawah skala Peringkat Nasional lembaga tersebut, peringkat ini ditetapkan ke risiko gagal bayar terendah dibandingkan dengan yang lain di negara atau serikat moneter yang sama. Di mana profil likuiditas sangat kuat, “+” ditambahkan ke peringkat yang ditetapkan.

Peringkat Nasional BTN didorong oleh dukungan dan mencerminkan pandangan Fitch tentang kemungkinan besar bahwa dukungan pemerintah yang luar biasa akan datang, jika diperlukan. Penilaian Fitch didasarkan pada kepentingan sistemik BTN sebagai bank komersial terbesar kelima di Indonesia dengan pangsa 3,7% aset industri pada akhir 9M22, dan peran yang dimainkannya dalam perekonomian.

BTN adalah salah satu bank yang ditunjuk ssebagai bank sistemik penting domestik (D-SIBs), meskipun dengan biaya tambahan modal yang lebih rendah sebesar 1,0% dibandingkan dengan 1,5%-2,5% untuk rekan-rekan bank milik pemerintah yang lebih besar lainnya.

Peningkatan peringkat kami mencerminkan pandangan Fitch tentang kecenderungan yang lebih kuat dari pemerintah Indonesia untuk memberikan dukungan, jika diperlukan. Bank memiliki peran quasi-policy dalam mendukung program pemerintah untuk perumahan yang lebih terjangkau di Indonesia.”

Pemerintah juga berpartisipasi penuh dalam rights issue terbaru, yang mengumpulkan Rp4,1 triliun pada Januari 2023. Kami melihat default BTN dapat mengganggu sektor perumahan dengan konsekuensi yang signifikan terhadap kondisi sosial ekonomi.

|Baca juga: BBTN Berencana Melego Aset Hingga 1 Triliun

BTN adalah penyedia KPR terbesar di Indonesia, dengan pangsa pasar 39% pada akhir 9M22. Bank yang bercita-cita menjadi bank mortgage terbaik di ASEAN ini juga merupakan pemimpin dalam pinjaman KPR bersubsidi dengan pangsa pasar dominan sebesar 83% pada akhir 9M22.

Fitch yakin peran bank dalam mendukung program perumahan terjangkau pemerintah akan sulit digantikan dan sinergi yang berkelanjutan dengan entitas terkait pemerintah lainnya terus mendukung kecenderungan pemerintah untuk mendukung bank.

Fitch memandang bahwa pemerintah Indonesia memiliki kemampuan yang memuaskan untuk mendukung D-SIB-nya karena kecilnya ukuran aset sektor perbankan dibandingkan dengan PDB-nya dan utang pemerintah-terhadap-PDB yang rendah dibandingkan dengan rekan-rekan ‘BBB’-nya. Hal ini diimbangi oleh pendapatan pemerintah Indonesia yang lebih rendah dan sebagian besar aset sistem yang dimiliki oleh bank yang mungkin memerlukan dukungan negara pada saat dalam tekanan.

Profil standalone BTN tidak mendorong peringkatnya dan dicirikan oleh waralaba yang moderat, risk appetite di atas rata-rata, masalah kualitas aset, dan profitabilitas dan kapitalisasi yang lebih rendah dari peers. Ini diimbangi oleh profil pendanaan dan likuiditas yang mendapat manfaat dari dukungan biasa dari pemerintah.

Rasio pinjaman berisiko bank membaik menjadi 26,4% pada akhir 9M22 dari 34,2% di tahun 2020, tetapi tetap tinggi dibandingkan dengan rata-rata bank besar sebesar 16,1%. Penerapan pendekatan standar Basel III final pada tahun 2023 juga dapat memberikan tekanan pada rasio permodalannya mengingat eksposur BTN yang besar pada KPR bersubsidi, segmen yang memiliki bobot risiko lebih tinggi.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Komisi VII DPR Pertanyakan Molornya Target Pembangunan Smelter Freeport di Gresik
Next Post InMobi: Pengeluaran Konsumen Selalu Meningkat pada Momen Ramadan

Member Login

or