Media Asuransi, GLOBAL – Fitch Ratings dalam laporannya menyebutkan, bahwa fundamental penjaminan perusahaan asuransi di Asia Pasifik kemungkinan akan tetap stabil meskipun ada volatilitas jangka pendek di pasar investasi yang disebabkan oleh suku bunga yang lebih tinggi. Pada saat yang sama, hambatan dari Covid-19 dan langkah-langkah terkait mulai berkurang.
Metrik modal dan profitabilitas perusahaan asuransi di Asia Pasifik terpengaruh oleh pergerakan pasar yang merugikan yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga baru-baru ini. Perusahaan asuransi membukukan kerugian besar yang belum direalisasi karena pendapatan tetap dan penilaian aset riil yang lebih rendah.
Namun demikian, posisi modal regulasi dari sebagian besar perusahaan asuransi yang dinilai tetap berada di atas sensitivitas peringkat dan jauh di atas minimum regulasi. Fitch memperkirakan dampak negatif dari suku bunga pasar yang lebih tinggi terhadap modal dapat dimitigasi di bawah IFRS 17, karena penilaian liabilitas akan lebih mencerminkan tingkat suku bunga yang berlaku.
|Baca juga: Kerugian Akibat Nat Cat 2022 di Asia Pasifik Capai US$11 Miliar
“Kami memperkirakan profitabilitas perusahaan asuransi jiwa akan terus diuntungkan oleh tingkat suku bunga yang lebih tinggi di tengah pengetatan moneter yang terus dilakukan oleh bank sentral untuk menekan inflasi,” ujar Fitch Ratings, dikutip dari laman resminya, Rabu, 24 Mei 2023.
Perusahaan asuransi jiwa yang memiliki eksposur terhadap risiko suku bunga karena jaminan investasi jangka panjang akan diuntungkan, sementara hasil investasi yang lebih tinggi akan mendukung profitabilitas perusahaan asuransi jiwa dan non-jiwa secara keseluruhan.
Kerugian yang berasal secara langsung dan tidak langsung dari pandemi Covid-19 terus berkurang. Di Jepang, perubahan aturan tentang rawat inap yang dianggap rawat inap akan meningkatkan margin perusahaan asuransi jiwa, yang mempersempit kerugian yang disebabkan oleh lonjakan klaim rawat inap pada tahun 2022. Di China, pelonggaran pembatasan akan mendukung pertumbuhan premi untuk sektor jiwa dan non-jiwa.
“Kami memperkirakan profitabilitas perusahaan asuransi non-jiwa akan terpengaruh oleh tekanan inflasi dan kenaikan biaya reasuransi. Kecukupan harga tetap menjadi kunci dan kami memperkirakan tingkat premi akan meningkat, terutama untuk kelas properti yang telah terpengaruh oleh kerugian terkait cuaca ekstrem. Biaya reasuransi untuk perusahaan asuransi di Asia Pasifik meningkat karena frekuensi kejadian cuaca ekstrem yang lebih besar di wilayah tersebut,” pungkas Fitch Ratings.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News