Media Asuransi, JAKARTA – Moody’s Investors Service (Moody’s) telah menempatkan peringkat keluarga korporasi (CFR) PT Lippo Karawaci Tbk B3 dan peringkat senior tanpa jaminan yang didukung B3 dari surat utang yang diterbitkan oleh Theta Capital Pte. Ltd., anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Lippo Karawaci, dalam peninjauan untuk penurunan peringkat.
Surat utang tersebut dijamin oleh Lippo Karawaci dan beberapa anak perusahaannya. Prospek semua peringkat direvisi menjadi peringkat dalam peninjauan dari stabil.
Pada 11 Januari, Lippo Karawaci mengumumkan penawaran tender untuk membeli kembali uang kertas US$405 juta dolar AS yang jatuh tempo Januari 2025 dan uang kertas US$417 juta dolar AS yang jatuh tempo Oktober 2026, dengan penawaran yang dibatasi seluruhnya atau sebagian dari hasil bersih hingga Rp6 triliun ( sekitar US$387 juta) pinjaman berjangka. Lippo Karawaci juga meminta persetujuan pemegang surat utang untuk mengesampingkan dan mengubah beberapa ketentuan di bawah surat utang tersebut.
“Peninjauan akan fokus pada keberhasilan penawaran tender, yang akan membutuhkan persetujuan pemegang surat utang atas persyaratan revisi yang diusulkan bagi perusahaan untuk meningkatkan utang baru guna membeli kembali uang kertas dolar AS. Pada titik ini, masih belum jelas apakah penawaran tender akan berhasil diselesaikan,” kata Rachel Chua, Wakil Presiden Moody dan Analis Senior.
|Baca juga: Moody’s Revisi Outlook Rating Lippo Karawaci Jadi Positif
Termasuk biaya tender dan persetujuan awal, pemegang surat utang akan menerima US$875 per US$1.000 pokok yang diterbitkan untuk wesel 2025 dan US$775 per US$1.000 pokok yang diterbitkan untuk wesel 2026. Pembelian kembali akan didanai oleh pinjaman berjangka amortisasi tujuh tahun yang dijamin dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) (Baa2 stable) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (Baa2 stable). Penawaran berakhir pada 1 Februari 2023.
Moody’s mencatat bahwa jatuh tempo kedua obligasi tersebut adalah 24 bulan dan 46 bulan lagi. Selanjutnya, kemampuan Lippo Karawaci untuk mengumpulkan sejumlah besar dana pinjaman segar menandakan perusahaan memiliki akses ke pasar utang saat ini.
Jika selesai, penawaran tender sebagian akan mengatasi dinding jatuh tempo utang Lippo Karawaci yang besar pada 2025-2026, mengurangi total utang sekitar 10% dan menghasilkan penghematan bunga sekitar US$5 juta-US$10 juta per tahun.
Namun, catatan Moody’s bahwa pemegang surat utang harus menanggung kerugian ekonomi jika penawaran tender selesai. Struktur permodalan perusahaan juga akan bergeser untuk memasukkan pinjaman yang lebih terjamin.
|Baca juga: Pendapatan Lippo Karawaci (LPKR) Tumbuh 7,3% pada 9 Bulan 2022
Tinjauan Moody’s akan fokus pada keberhasilan permintaan persetujuan dan penawaran tender. Kajian tersebut juga akan fokus pada kerugian ekonomi yang harus ditanggung oleh pemegang surat utang dan penghindaran gagal bayar sebagai akibat dari transaksi tersebut.
Transaksi tersebut akan menciptakan subordinasi hukum bagi investor yang tidak menyerahkan surat utangnya. Obligasi yang tersisa akan secara hukum disubordinasikan ke pinjaman baru, yang dijamin atas tanah dan beberapa properti lainnya.
Akibatnya, peringkat B3 dari obligasi 2025 dan 2026 kemungkinan akan menghadapi tekanan penurunan peringkat setelah berhasil menyelesaikan penawaran tender. Unsecured notes akan membentuk sekitar 40% dari struktur modal baru Lippo Karawaci, jika Rp6 triliun penuh digunakan untuk membeli kembali kedua obligasi tersebut secara seimbang. Utang bank yang dijamin memiliki klaim prioritas dan akan berada di depan wesel, yang akan mengurangi prospek pemulihan bagi pemegang surat utang jika terjadi gagal bayar.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News