Media Asuransi – Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) terus menguat dalam tiga hari terakhir. Sahamnya terus menghijau dan menguat lebih dari 5% secara akumulatif.
Investor asing terlihat mulai mengakumulasi saham distributor gas alam pelat merah ini. Hal ini tercermin dari adanya net buy investor asing sekitar Rp20,95 miliar pada perdagangan Rabu, 4 Agustus 2021.
Kebutuhan gas sebagai energi bersih diproyeksi meningkat dalam 15 tahun ke depan. Tak pelak, perseroan optimistis bisa memanfaatkan momen tersebut.
Baca juga: Tak Terpengaruh Kebijakan PPnBM, Penjualan Mobil Bekas Meningkat
Proyeksi peningkatan kebutuhan gas didorong oleh adanya regulasi dari pemerintah yang menjadikan posisi gas bumi semakin penting sebagai transisi energi dari fosil fuel menuju energi yang ramah lingkungan.
Pemanfaatan gas bumi di Indonesia mulai dilakukan secara massif, salah satunya lewat program gasifikasi dengan konversi BBM ke BBG di 52 pembangkit listrik. Tidak hanya itu, permintaan sektor ritel dan komersial pun mendorong adanya peningkatan distribusi gas dalam beberapa tahun mendatang.
Tak ingin kehilangan kesempatan, perseroan telah menyatakan komitmennya untuk mendorong pemanfaatan gas bumi untuk kawasan ekonomi baru di berbagai daerah. Koordinasi dengan stakeholder terkait pun sudah dilakukan.
Terdapat sejumlah program pemanfaatan gas, antara lain pemenuhan gas rumah tangga yang dinilai dapat berkontribusi menekan defisit neraca impor energi. Selain itu, industri khusus, retail, dan industri umum termasuk kawasan industri yang disesuaikan dengan tata ruang masing-masing daerah juga bisa digarap oleh perseroan.
Baca juga: Indonesia Keluar dari Resesi, Ekonomi Kuartal II/2021 Tumbuh 7,07%
Saat ini, perseroan fokus untuk menggarap kawasan yang berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Namun, dalam waktu dekat, akan ada kebijakan penyediaan listrik nasional prioritas untuk kawasan Indonesia Timur.
Potensi kebutuhan Kawasan Industri, dengan menggunakan pendekatan luasan lahan, ditaksir bisa mencapai 390 BBTUD. Selain itu, terdapat rencana peningkatan overall steel capacity nasional, smelter, dan gasifikasi Pembangkit PLN (Kepmen 13) yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia.
Manajemen PGAS pernah mengatakan, di Jawa Tengah Bagian Selatan, terdapat rencana supply gas untuk Kilang Cilacap yang nantinya akan menjadi anchor buyer perseroan.
Kemudian di kawasan Timur Indonesia, melalui program PGN untuk Listrik Nasional adalah dengan merealisasikan rencana gasifikasi pembangkit PLN dari diesel ke gas.
Diharapkan, ke depan, program ini akan terus meluas hingga ke kawasan Papua, Ambon, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan kawasan Indonesia Timur lainnya.
Kemudian, untuk proyek smelter, potensi keperluan energi gas bisa mencapai 80 BBTUD. Sedangkan pada proyek gasifikasi PLN berdasarkan Kepmen ESDM no 13 untuk pembangkit Tahap 1 memiliki potensi sampai dengan 76 BBTUD.
Kedua proyek tersebut akan menjadi anchor demand bagi kawasan industri sekitarnya. Perseroan diberitakan telah melakukan penandatanganan pokok perjanjian dengan Kawasan Industri Terpadu Batang dan Kawasan Industri Kendal pada 21 Mei 2021 lalu.
Dalam kerja sama tersebut, PGAS akan menyediakan pasokan gas dan infrastruktur pendukungnya di Kawasan Industri Kendal dengan kebutuhan gas sekitar 37 BBTUD dan Kawasan Industri Terpadu Batang sekitar 10 BBTUD.
Belum lagi rencana sinergi utilisasi infrastruktur di kawasan industri yang berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah. Tidak hanya membangun infrastruktur untuk kilang dan kawasan industri, tetapi juga untuk kebutuhan masyarakat di daerah tersebut. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News