1
1

Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI) Restrukturisasi Utang Rp5,4 Triliun

Media Asuransi – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI) mendapat persetujuan restrukturisasi utang sebesar US$376 juta atau setara Rp5,4 triliun dari para kreditor, yaitu US$320 juta dari Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI), US$20 juta dari Indonesia Infrastructure Finance (IIF), dan US$36 juta dari Bank Maybank Indonesia

Dua Bank Himbara sepakat memberikan perpanjangan masa tenor sampai 2026, bahkan 2030. “Dengan BNI, kami sepakat melakukan restrukturisasi dengan perpanjangan tenor bervariatif. Ada yang 2026, ada juga yang sampai 2027. Sedangkan dengan BRI, kami dapat perpanjangan tenor sampai 2030. Jadi, dari Bank Himbara, kami punya fasilitas total sekitar US$ 320 juta dan sepakat direstrukturisasi,” kata Direktur Keuangan GMF, Edward Okky Avianto, dalam paparan publik insidentil dan tahunan perseroan, yang dikutip Media Asuransi, Selasa, 31 Agustus 2021.

Baca juga: Laba Bersih Emiten Sawit Meroket di Kuartal II/2021

Selain dari Bank Himbara, GMF mendapat restu dari PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) untuk restrukturisasi pinjaman sebesar US$ 20 juta hingga 2026. Kemudian, PT Bank Maybank Indonesia Tbk yang awal Agustus lalu sepakat merestrukturisasi pinjaman GMF sebesar US$ 36 juta hingga 2027.

Di luar fasilitas bank, lanjut Edward, perseroan terus bernegosiasi dengan beberapa vendor atau suplier untuk komitmen sekitar US$ 40-50 juta yang akan diperpanjang dua sampai tiga tahun. Ke depan, perseroan akan bernegosiasi dengan vendor-vendor lain yang belum deal.

“Jadi, intinya di sisi utang dagang, kami akan coba melakukan perpanjangan pelunasan atas utang-utang yang tadinya utang lancar menjadi utang yang tidak lancar,” imbuh Edward.

Adapun untuk memperbaiki kondisi keuangan yang tertekan akibat pandemi, anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ini menyiapkan sejumlah strategi. Sebab, mengacu hasil kajian IATA dan Tourism Economics Air Passenger Forecasts Oktober 2020, industri penerbangan atau air travel dan maintenance, repair, and overhaul (MRO) diprediksi pulih pada 2024.

Baca juga: Waskita Karya Dapat Kontrak Baru Rp700 Miliar

Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi menjelaskan bahwa ke depan perseroan bakal fokus pada cash, yang berarti akan memaksimalkan uang masuk (cash in) dan memperkecil uang keluar (cash out). “Jadi selektif dalam membelanjakan uang cash yang ada,” ujar Andi.

Selanjutnya, perseroan akan melakukan diversifikasi bisnis yang fokus pada airline cargo pesawat wide body, baik yang berasal dari luar negeri seperti Eropa maupun regional Timur Tengah dan regional lain. Menurutnya, bisnis airframe memiliki marjin dan profitabilitas yang cukup bagus.

Diversifikasi lain adalah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pertahanan untuk modifikasi center wing box untuk 8 pesawat Hercules C-130 dan beberapa proyek ritel lain. Termasuk, fokus pada diversifikasi di lini bisnis industrial gas turbine engine. Aha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Laba Bersih Emiten Sawit Meroket di Kuartal II/2021
Next Post Reliance Sekuritas: IHSG Menguat Lagi, Cermati 9 Saham Ini

Member Login

or