Media Asuransi, GLOBAL – Harga emas pada perdagangan pekan ini turun hampir 10 persen dari rekor tertingginya yang sedikit di atas $3.500 per troy ons pada 22 April lalu, setelah meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China menghentikan momentum kenaikan.
|Baca juga: Memulai Tabungan Emas Digital, Investasi Mudah dan Terpercaya
Namun demikian, para analis tetap mempertahankan prospek bullish karena dukungan fundamental terhadap logam mulia ini masih kuat. Demikian dikutip dari Reuters, akhir pekan ini.
Pada perdagangan Jumat, 16 Mei 2025, kemarin harga emas sempat menyentuh $3.154 per troy ons.
Kesepakatan gencatan perang dagang antara AS dan China atas tarif saling balas yang diumumkan pada April telah memicu lonjakan sentimen risiko, sekaligus mengurangi permintaan terhadap aset-aset safe haven seperti emas.
|Baca juga: Emas Makin Melemah Pasca-Negosiasi Dagang AS-China
Indeks dolar AS dan yield US Treasury tenor 10 tahun yang jadi acuan juga naik dipicu berita tersebut, menghilangkan daya tarik emas.
Di luar sektor perdagangan, yaitu di bidang geopolitik, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat hampir mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran.
“Kita sedang melihat lingkungan geopolitik global menjadi lebih sedikit gejolak dan sikap dagang AS yang tidak lagi agresif menggeser para investor dari emas sebagai safe haven menuju peningkatan selera risiko di pasar,” kata Ricardo Evangelista, analis senior di perusahaan pialang ActivTrades.
Para analis menunjuk faktor fundamental akan mengangkat kembali harga emas, seperti permintaan emas fisik yang terus dilakukan bank sentral China, People’s Bank of China ( PBOC ).
Data dari World Gold Council pekan lalu menunjukkan bahwa aliran dana ke dalam exchange-traded fund (ETF) emas fisik pada April adalah yang terbesar sejak Maret 2022, dengan dana yang terdaftar di China memimpin arus tersebut.
Bank Sentral China menambah cadangan emasnya pada April untuk bulan keenam berturut-turut, menurut data resmi dari People’s Bank of China ( PBOC ) yang dirilis awal bulan ini.
Harga emas sebagai aset yang digunakan sebagai penyimpan nilai di tengah ketidakpastian politik dan finansial, sempat menyentuh rekor tertinggi $3.500,05 per ons pada 22 April lalu, dan telah naik 21 persen sepanjang tahun ini setelah kenaikan 27 persen sepanjang tahun 2024.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News