Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak naik lebih dari satu persen dalam perdagangan yang lesu. Hal itu terjadi karena hari libur nasional di Inggris dan Amerika Serikat setelah minggu yang suram yang ditandai dengan prospek suku bunga AS dalam menghadapi inflasi yang tinggi.
Mengutip The Business Times, Selasa, 28 Mei 2024, kontrak minyak mentah Brent di Juli diselesaikan sebesar US$1 atau 1,2 persen lebih tinggi jadi US$83,12 per barel. Kontrak Agustus yang lebih aktif naik US$1,04 menjadi US$82,88. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 93 sen menjadi US$78,65.
Brent kehilangan sekitar dua persen minggu lalu dan WTI hampir tiga persen setelah risalah Federal Reserve menunjukkan beberapa pejabat bersedia menaikkan suku bunga lebih lanjut jika dianggap perlu untuk mengendalikan inflasi yang sangat tinggi.
|Baca juga: Dolar AS Stabil Jelang Rilis Data Inflasi Global
“Sentimen di sektor minyak menjadi gelisah karena investor terus-menerus mengkalibrasi ulang ekspektasi terhadap arah kebijakan moneter Federal Reserve,” kata Pendiri Penyedia Analisis Pasar Minyak Vanda Insights Vandana Hari.
Harga emas di dekat level terendah
Di sisi lain, harga emas naik tipis pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Tapi berada di dekat level terendah dua minggu di sesi sebelumnya karena investor mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga AS setelah pertemuan terbaru Federal Reserve mengindikasikan bahwa kemungkinan penundaan pelonggaran kebijakan moneter.
Harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi US$2,338.85 per ons pada 0211 GMT. Harga mencapai titik terendah sejak 9 Mei di US$2.325,19 pada Jumat, 24 Mei. Sedangkan emas berjangka AS naik 0,3 persen menjadi US$2.340,20.
Emas batangan mencapai rekor tertinggi sebesar US$2,449.89 pada awal pekan lalu, namun telah merosot lebih dari US$100 sejak saat itu. Sedangkan perak di pasar spot naik 0,8 persen menjadi US$30,59 per ons, platinum naik 1,2 persen pada US$1.037,90, dan paladium naik 1,6 persen menjadi US$979,25.
Sementara itu, para pejabat The Fed mengindikasikan dibutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya untuk mendapatkan kepercayaan lebih besar terhadap inflasi yang bergerak ke angka dua persen, menurut risalah pertemuan bank sentral AS pada 30 April hingga 1 Mei.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News