Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak dunia ditutup pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB) mendekati level terendah dalam tujuh minggu. Harga minyak tercampur tipis dan berada di bawah tekanan dari lemahnya permintaan global, meningkatnya persediaan, dan memudarnya harapan untuk penurunan suku bunga AS secara cepat.
Mengutip The Business Times, Jumat, 3 Mei 2024, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 5 sen menjadi US$78,95 per barel, terendah sejak 12 Maret. Patokan global minyak mentah berjangka Brent juga mencapai titik terendah sejak awal Maret, kemudian memantul dari posisi terendah.
“Kedua benchmark tersebut ditutup di bawah rata-rata pergerakan 200 hari, yang merupakan indikator teknis utama dari pergeseran pasar yang bearish pada harga minyak mentah,” kata Analis Minyak StoneX Alex Hodes.
|Baca juga: 4 Saham Ini Direkomendasikan saat IHSG Uji Level 7.289
Investor minyak semakin khawatir terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi di AS, karena perang antara Israel dan Hamas terus berlanjut tanpa memberikan dampak besar kepada pasokan minyak Timur Tengah.
Emas global naik tipis
Di sisi lain, harga emas global naik tipis pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Penguatan terjadi setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga utamanya seperti yang diharapkan, dan mengindikasikan bank sentral AS masih cenderung pada penurunan suku bunga.
Harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi US$2,323.66 per ons pada 0037 GMT, setelah naik lebih dari 1 persen di sesi sebelumnya. Emas berjangka AS naik satu persen menjadi US$2.333,30 per ons. Perak di pasar spot naik 0,6 persen menjadi US$26,79 per ons, platinum naik hampir satu persen jadi US$958,95, dan paladium naik 0,8 persen jadi US$956,31.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News