Bertepatan dengan peringatan Hari Asuransi (Insurance Day) pada 18 Oktober, Dewan Asuransi Indonesia (DAI) meresmikan serangkaian kegiatan Insurance Day 2018. Hari Asuransi merupakan salah satu kalender industri perasuransian di tanah air dalam rangka meningkatkan literasi dan edukasi keuangan kepada masyarakat, sekaligus membantu meningkatkan dan memajukan penetrasi kesadaran berasuransi di Indonesia.
Kegiatan Insurance Day 2018 kali ini fokus pada generasi milenial, dengan melakukan kegiatan literasi keuangan bertajuk ‘Goes to Campus’ melalui seminar dan kuliah umum yang dilakukan secara serentak di 15 kota besar, antara lain di Aceh, Medan, Palembang, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Jember, Bali, Banjarmasin, Samarinda, Makassar, Manado, dan Jayapura. Sementara itu puncak acara akan diselenggarakantanggal 16-18 November 2018 di Kota Bandung. Kegiatan seminar di beberapa kota ini telah mendapat penghargaan rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI). “MURI telah memberikan penghargaan sebagai salah satu kegiatan ‘Literasi Asuransi Terbanyak’ yang dilaksanakan di 15 kota,” ujar Ketua Umum DAI Dadang Sukresna di Jakarta, 18 Oktober 2018.
Dadang menambahkan, tema kegiatan tahun ini adalah Mari Berasuransi dengan mengangkat subtema Cerdas, Sejahtera, dan Mandiri. Melalui tema ini, DAI ingin menggambarkan tujuan bersama industri asuransi Indonesia untuk meningkatkan pemahaman asuransi. Khususnya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendorong ketersediaan akses dan layanan keuangan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Pemilihan kalangan milenial sebagai sasaran utama bukanlah tanpa alasan. Berdasarkan data kependudukan dari BPS, jumlah usia yang masuk pada generasi milenial (usia 17-35 tahun) atau disebut juga Gen Y, mencapai 30,1 persen. Generasi ini merupakan kekuatan besar perekonomian bangsa ke depan sebagai generasi yang didukung oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. “Penetrasi asuransi di Indonesia baru mencapai 6-7 persen, masih sangat kecil dibandingkan populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 265 juta jiwa. Sedangkan yang memiliki asuransi baru 1,7 persen dari jumlah penduduk yang begitu besar, tentunya kenaikan satu persen saja akan berdampak cukup besar dari sisi jumlah orang yang memahami pentingnya berasuransi,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Insurance Day 2018 Yanti Parapat mengatakan bahwa produk asuransi terkaiterat dengan passion milenial. “Strategi Insurance Day tahun ini ialah enhancing hubungan antara asuransi danpassion milenial yang dikemas menjadi suatu festival dalam bentuk exhibition, CSR, dan fun walk. Masyarakat akan dapat turut andil dan menjadi bagian seluruh kegiatan,” tutur Yanti.
Dipilihnya Kota Bandung sebagai pusat kegiatan Insurance Day tahun ini, lanjut Yanti, karena kota tersebut dikenal memiliki sumber daya manusia yang kreatif, aktif, dan inovatif, yang tentunya memerlukan akses keuangan yang inklusif. “Sehingga dapat meningkatkan pemahaman literasi dan inklusi tentang asuransi kepada anak-anak muda di kota Bandung,” kata Yanti.
Di tempat yang sama, Deputi Komisioner Pengawas IKNB II OJK Moch Ichsanuddin menyatakan pihaknya menyambut baik kegiatan yang dapat meningkatkan literasi anak muda terhadap asuransi. OJK akan menggenjot tingkat pemahaman masyarakat terkait asuransi. Asuransi diharapkan mampu memberian kontribusi yang tinggi dalam kenaikan literasi keuangan di Indonesia.
Inklusi keuangan menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam mendukung pembangunan nasional, sebagaimana tertuang dalam Perpres Nomor 82 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI). Dari SNKI tersebut, pemerintah bersama dengan lembaga terkait mendorong peningkatan inklusi ke sektor jasa keuangan dengan target 75 persen pada akhir 2019. “Melalui hari asuransi tahun ini diharapkan dapat semakin mendukung terwujudnya keuangan inklusif dalam mendorong ketersediaan akses dan layanan keuangan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” tuturIchsanuddin.
Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 2017 indeks literasi asuransi di Indonesia baru mencapai 15,76 persen. Angka ini turun dari survei tahun 2013 yang mencapai angka 17,84 persen. Sementara tingkat utilitas mencapai 12,08 persen, tidak berubah jauh dari survei 2013 di angka 11,81 persen. W. Widiastuti
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News