1
1

Hasil Stress Testing: Interest Rate Paling Berpengaruh terhadap Kinerja Asuransi Jiwa

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Hasil stress testing yang dilakukan kepada 38 perusahaan asuransi jiwa didapatkan bahwa ketiga indicator macroeconomy yaitu GDP, inflation dan interest rate memengaruhi kinerja asuransi yang meliputi aset, liabilitas, Modal Minimum Berbasis Risiko (MMBR) dan RBC.

Kesimpulan tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh IFG Progress, unit thinkthank di bawah Indonesia Financial Group (IFG). Dikutip dari Economic Bulletin-Issue 26 bertajuk Stress Testing of the Life Insurance, Kamis, 6 April 2023, di antara ketiga indikator makroekonomi, interest rate terpantau memberikan pengaruh atau dampak yang paling besar dibandingkan dengan indikator makroekonomi lainnya dengan dampak yang terus berlangsung hingga enam kuartal berikutnya setelah terjadi shock apabila tidak ada perubahan yang terjadi.

Selain itu, dari hasil stress testing juga didapatkan bahwa mayoritas kinerja asuransi memberikan immediate responses terhadap shock yang dilakukan pada GDP, inflation, dan interest rate dengan dampak shock yang bertahan paling lama hingga kuartal ke-10.

|Baca juga: Asuransi Jiwa, Asuransi Kesehatan, dan Asuransi Penyakit Kritis, Mana yang Lebih Utama?

Penemuan dari stress testing part 1 ini juga sejalan dengan penemuan pada Eco bulletin #1: Kinerja Asuransi Jiwa Indonesia di Era Covid-19, terdapat segmentasi kinerja antara perusahaan yang berskala besar dan kecil yaitu perusahaan asuransi dengan aset berskala kecil (kelas 1 dan 2) lebih rentan terhadap shock yang terjadi, sementara perusahaan asuransi dengan kelas aset berskala besar terpantau cukup resilient dalam menghadapi shock makroekonomi yang dilakukan.

Menurut IFG Progress, kondisi makroekonomi merupakan faktor eksternal yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan asuransi. Stress testing menjadi salah satu metode mitigasi risiko perusahaan asuransi untuk memonitoring kinerja dan tingkat kesehatan keuangan dari kemungkinan terburuk yang dapat terjadi.

Stress testing yang dilakukan menggunakan metode Panel VAR (vector autoregressive) untuk melihat respons dari aset, liabilitas, modal minimum berbasis risiko dan tingkat solvabilitas terhadap perubahan variabel makroekonomi.

Secara keseluruhan variable makroekonomi seperti GDP, Inflation, dan interest rate memengaruhi secara langsung kinerja asuransi baik dari sisi aset, liabilitas, modal minimum berbasis risiko dan tingkat solvabilitas.

Berdasarkan hasil stress testing, dampak dari makroekonomi shock ini bertahan hingga 10 kuartal ke depan apabila tidak ada perubahan yang dilakukan.

Indikator makroekonomi yang paling memengaruhi kinerja asuransi adalah interest rate, yakni kenaikan 50% dari interest rate dapat mengakibatkan penurunan RBC secara akumulasi hingga sekitar 40%-45% dalam periode 4 kuartal setelah terjadinya shock.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 5 Tips Menjaga Fokus Aktivitas saat Masa Ibadah Puasa
Next Post Deregulasi Inovasi Digital Akan Dorong Pertumbuhan Asuransi di Korea Selatan

Member Login

or