Media Asuransi – Dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) industri reksa dana mencatatkan kenaikan dari Rp584,76 triliun di Maret 2021 menjadi Rp586,18 triliun di April 2021 atau naik sebesar 0,24%.
Namun demikian, berdasarkan data Mutual Funds Update PT Infovesta Utama yang dikutip Media Asuransi, Selasa, 18 Mei 2021, penguatan AUM tidak sejalan dengan pertumbuhan jumlah unit penyertaan (UP) industri reksa dana yang justru turun sebesar 0,47%.
|Baca juga: Peringkat Obligasi Jatuh Tempo Adira Finance Ditegaskan idAAA
Pada minggu ke empat indeks reksa dana mencatatkan pertumbuhan positif yang terdiri dari reksa dana saham sebesar 0,4%, reksa dana campuran 0,27%, reksa dana pendapatan tetap 0,10%, dan reksa dana pasar uang sebesar 0,04%. Kenaikan IHSG sebesar 0,17% mendorong kenaikan indeks reksa dana saham. Selain itu, kenaikan kinerja reksa dana pendapatan tetap didorong oleh kenaikan pada obligasi pemerintah sebesar 0,12% dan obligasi korporasi sebesar 0,08%.
Sepanjang bulan April 2021, industri reksa dana sebagian besar mencatatkan penguatan. Reksa dana jenis campuran mencatatkan kenaikan AUM tertinggi mencapai 2,98%. Kenaikan juga terjadi pada jenis reksa dana saham (2,1%) dan pendapatan tetap (1,23%). Hal tersebut didukung oleh penguatan di pasar saham melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,17% dan pasar obligasi terutama obligasi pemerintah melalui Infovesta Government Bond Index (IGBI) sebesar 1,26% dan obligasi korporasi melalui Infovesta Corporate Bond Index (ICBI) sebesar 0,49%.
|Baca juga:
- Tips dari MAMI: Mengatur Kembali Keuangan Pascalebaran
- Infovesta: Pasar Saham Masih Akan Tertekan Jangka Pendek
Penguatan di pasar obligasi, disebabkan oleh sentimen positif dari kebijakan Bank Indonesia untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate di level 3,5%. Selain itu, imbal hasil obligasi acuan dari Amerika Serikat dan Indonesia sama-sama mengalami tren penurunan bulanan untuk yang pertama kalinya setelah mengalami kenaikan yang cukup tajam dari bulan Januari hingga Maret 2021.
Berikutnya, meskipun pasar saham berhasil ditutup positif pada bulan April, sepanjang bulan April IHSG cenderung bergerak mendatar yang disebabkan oleh aksi wait and see investor sambil menunggu data ekonomi Indonesia, perkembangan Covid-19 di berbagai belahan dunia, serta rilis data beberapa emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Reksa dana campuran dan saham mengalami peningkatan unit penyertaan tertinggi seiring dengan adanya harapan pemulihan ekonomi yang lebih tinggi pada kuartal II/2021. Namun, investor masih perlu berjaga-jaga dengan volatilitas pasar saham maupun obligasi dalam jangka pendek, karena investor masih menantikan berita, data, maupun sentimen positif yang lebih kuat untuk mendukung penguatan kinerja reksa dana kuartal II/2021. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News