1
1

Hingga Oktober 2022, Penerimaan Negara Capai 96,3 Persen dari Target APBN

Realisasi penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN KITA). | Foto: Ist
Media Asuransi, JAKARTA – Hingga Oktober 2022, Pendapatan Negara tercapai sebesar Rp2.181,6 triliun atau 96,3 persen dari Pagu, tumbuh 44,5 persen year on year  (yoy) yang salah satunya disokong oleh kenaikan harga komoditas.

Dikutip dari keterangan resmi Kementerian Keuangan, secara nominal, realisasi komponen Pendapatan Negara yang bersumber dari penerimaan Pajak mencapai Rp1.448,2 triliun, penerimaan Bea dan Cukai Rp256,3 triliun, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp476,5 triliun.

Kinerja penerimaan pajak masih tumbuh positif, konsisten sejak April 2021 sejalan dengan pemulihan ekonomi. Realisasi penerimaan Pajak sampai dengan akhir Oktober 2022 tercapai sebesar Rp1.448,2 triliun (97,5 persen dari Pagu) atau tumbuh 51,8 persen yoy.

|Baca juga: Realisasi APBN Kembali Catatkan Defisit Anggaran sebesar Rp169,5 Triliun

“Kinerja penerimaan pajak yang sangat baik pada hingga akhir triwulan ketiga tahun 2022 masih dipengaruhi oleh tren peningkatan harga komoditas, pertumbuhan ekonomi yang ekspansif, basis rendah tahun 2021, serta implementasi UU HPP seperti penyesuaian tarif PPN, PPN PMSE, serta Pajak Fintech dan Kripto,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai terealisasi sebesar Rp256,3 triliun (85,7 persen dari Pagu) atau tumbuh 24,6 persen yoy. Penerimaan Bea Cukai meliputi Bea Masuk, Bea Keluar dan Cukai masih tumbuh double digit didukung kinerja positif seluruh komponen. Penerimaan Bea Masuk mencapai Rp40,74 triliun atau tumbuh sebesar 32,12 persen yoy, didorong tren perbaikan kinerja impor nasional terutama Sektor Perdagangan dan Sektor Industri.

Penerimaan Cukai tercapai sebesar Rp177,78 triliun, atau tumbuh sebesar 19,45 persen dipengaruhi efektivitas kebijakan tarif dan pengawasan. Penerimaan Bea Keluar mencapai Rp37,83 triliun atau tumbuh sebesar 44,85 persen, dikontribusi oleh ekspor produk kelapa sawit karena tarif bea keluar yang tinggi awal tahun (Januari-Mei), perubahan tarif pada bulan Juni dan flush out serta adanya peningkatan volume ekspor komoditas tembaga.

|Baca juga: Menkeu: Outlook Ekonomi Global Melemah

Kinerja PNBP sampai dengan akhir September 2022 mencapai Rp476,5 triliun (98,9 persen dari Pagu). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, realisasi PNBP tumbuh 36,4 persen (yoy) atau meningkat Rp127,2 triliun dari tahun sebelumnya yang terutama didorong dari Pendapatan SDA, KND, dan PNBP Lainnya. Realisasi PNBP SDA migas tumbuh 65,7 persen yoy, terutama didorong kenaikan rata-rata ICP selama delapan bulan terakhir.

Selanjutnya, realisasi PNBP SDA non-migas tumbuh 112,9 persen yoy, terutama disebabkan kenaikan harga minerba. Selanjutnya, realisasi PNBP dari KND tumbuh 35,3 persen, terutama berasal dari kenaikan dividen BUMN Perbankan yang tumbuh 80,9 persen.

Realisasi PNBP lainnya tumbuh 44,7 persen, didorong di antaranya dari Pendapatan Penjualan Hasil Tambang dan pendapatan DMO (Domestic Market Obligation) minyak mentah. Sementara itu, realisasi PNBP dari BLU terkontraksi 26,3 persen akibat turunnya Pendapatan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Realisasi APBN Kembali Catatkan Defisit Anggaran sebesar Rp169,5 Triliun
Next Post IHSG Berpeluang Mixed, Ajaib Rekomendasikan SMDR, BSDE, ADMF

Member Login

or