1
1

Hingga September 2022, APBN Catatkan Surplus Anggaran 0,33% dari PDB

Media Asuransi, JAKARTA – Realisasi APBN sampai akhir September 2022 mencatat surplus 0,33% terhadap PDB atau Rp60,9 triliun. Realisasi pembiayaan utang hingga September 2022 mencapai Rp478,9 triliun atau 50,7 persen dari target yang ditetapkan.

Dikutip dari keterangan resmi Kementerian Keuangan, capaian ini jauh lebih rendah, atau turun 26,0 persen (yoy) dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Di tahun 2022, Pemerintah melanjutkan implementasi SKB I dan III, sekaligus sebagai tahun terakhir pelaksanaan SKB.

Hingga 18 Oktober 2022, SKB I (BI sebagai standby buyer) telah tercapai sebesar Rp41,5 triliun, sementara realisasi SKB III mencapai Rp95,4 triliun. Pembiayaan APBN tetap mengedepankan prinsip prudent, fleksibel, dan oportunistik di tengah kondisi pasar keuangan yang volatile.

|Baca juga: Optimalkan Belanja APBN, Kemenkeu Gandeng BSI, DOKU, dan 10 BPD

Indonesia masih tetap resilien didukung kinerja APBN yang baik dan langkah antisipatif pengadaan utang antara lain: (i) penyesuaian target penerbitan utang tunai; (ii) penerbitan SBN Valas menyesuaikan kondisi market yang volatile dan kondisi kas yang masih cukup ample; (iii) optimalisasi SBN domestik melalui SKB III; (iv) penerbitan SBN Ritel sebagai upaya perluasan basis investor domestik; dan (v) fleksibilitas Pinjaman Program.

Prospek perekonomian global terus menurun akibat eskalasi risiko global seperti lonjakan inflasi, volatilitas harga komoditas, isu geopolitik, serta potensi resesi. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih cukup kuat, didukung konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor.

“Kita menggunakan APBN untuk memberikan bekal atau untuk mengumpulkan bekal di dalam rangka kita untuk mengakumulasi daya tahan, supaya kita bisa masuk gejolak dunia yang memang akan sangat tidak pasti di tahun 2023 ini. Kewaspadaan akan kita terus tingkatkan tanpa menghilangkan optimisme kita untuk tetap menjaga pemulihan ekonomi yang memang terlihat cukup baik,” jelas Menkeu Sri Mulyani Indrawati.

Secara keseluruhan kinerja APBN cukup baik dan masih mencatatkan surplus ditopang kinerja fiskal secara holistik, baik dari pendapatan yang tumbuh kuat maupun optimalisasi belanja yang tetap terjaga. Dengan dukungan kinerja APBN yang baik tersebut, defisit dapat ditekan sehingga pembiayaan utang juga dapat dikurangi.

Namun demikian, potensi risiko tetap perlu diwaspadai serta dimitigasi untuk menjaga peran APBN sebagai shock absorber agar tetap sehat dan kokoh dalam menghadapi ancaman dan risiko global yang berkepanjangan.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BPDLH Teken Contribution Agreement Berbasis Hasil untuk Pengurangan Emisi
Next Post 2 Isu yang Menjadi Perhatian Perusahaan Asuransi Sedunia

Member Login

or