1
1

HIPMI Ingin Dorong Start Up Naik Kelas

Ilustrasi. | Foto: freepick.com

Media Asuransi, JAKARTA – Fenomena meningkatkan valuasi oleh sejumlah start up di tanah air, untuk kemudian dijual kepada investor tidak hanya merugikan start up tersebut, namun berimbas kepada larinya kepemilikan merek start up kepada investor lain yang kebayakan milik asing.

Di sisi lain. fenomena start up terancam gulung tikar dinilai karena kurangnya inovasi dan rasa memiliki untuk mengembangkan SDM usaha tersebut. Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Anggawira, dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu, 26 Februari 2023.

|Baca juga: HIPMI: Startup Harus Didorong Naik Kelas dan Melek Merek Lokal

“Harusnya ada kesadaran si pemilik start up untuk berusaha naik kelas terus berinovasi dengan terobosan-terobosan yang kreatif. Jangan mengambil langkah instan dengan hanya sekadar meningkatkan valuasi perusahaan habis itu dijual kepada investor lain yang kebanyakan dari luar negeri,” ujarnya.

Menurut Anggawira, tantangan-tantangan ini menjadi tugas tersendiri tidak hanya bagi pemerintah, namun juga pada kelompok asosiasi pengusaha untuk bisa membantu agar start up yang ada bisa naik kelas.

“Maka dari itu, kami di HIPMI tidak berhenti untuk memberikan penyadaran bahwa pentingnya berwirausaha dan menciptakan enterprenuer baru untuk terus naik kelas. Jangan hanya ketika valuasi naik, dijual lalu ditinggalkan. Pola pikir ini yang akan kita ubah. Karena makin banyak enterpreneur baru bisa memberikan multiplier efek yang besar,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia tambahkan bahwa menciptakan enterprenueur baru juga bukan pekerjaan yang mudah akan tetapi memerlukan dukungan banyak pihak. Misalnya dengan membuka keran fasilitas pembiayaan ke perbankan dan pinjaman lain pada industri keuangan agar bisa memudahkan untuk berkembang para enterprenueur baru.

“Dengan begitu, saya kira akan bisa berkembang. Di sisi lain, HIPMI juga terus menjadi inkubator lahirnya wirausahawan muda yang dipupuk sejak dini. Baik itu di kampus maupun sektor informal lainnnya. Seperti digitalisasi terus kita dorong, artinya digitalisasi ini salah satu instrumen untuk terus berinovasi sehingga adaptif terhadap perusahaan,” kata Anggawira.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Media Asuransi Terima Penghargaan dari AAJI
Next Post Inovasi Langkah Dasar Produksi Konten di Industri Kreatif

Member Login

or