Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan berpeluang rebound setelah pada penutupan perdagangan kemarin terkoreksi 0,31%.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan secara teknikal IHSG terkoreksi wajar setelah alami lompatan penguatan dari rebound MA200 dan Break out MA50.
Dia menjelaskan arah momentum masih cenderung positif dari indikator Stochastic dan RSI. Tren pergerakan IHSG masih menguat selama IHSG mampu bertahan di atas zona MA200 yang saat ini berada di kisaran 6.069. “Sehingga IHSG berpeluang rebound pada perdagangan selanjutnya dengan support resistance 6.069-6.154.”
|Baca juga: Mirae Sematkan Overweight untuk Sektor Perkebunan Indonesia
Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; AALI, ACST, AGII, BBRI, BDMN, ERAA, IMAS, LSIP, MCAS, TOWR, UNVR, WSKT, dan TBIG.
Kemarin, IHSG (-0,31%) melemah sepanjang sesi perdagangan sebesar 18,86 poin ke level 6.110,23 dengan saham-saham pada sektor Industri (-0,90%) dan Material dasar (-0,76%) menjadi yang terdalam sedangkan sektor Energi (+0,85%) dan Teknologi (+0,64%) yang menguat tidak mampu menahan IHSG di zona hijau.
“Faktor eksternal menjadi motor tekanan pergerakan IHSG pasca data inflasi AS dan penjualan eceran Tiongkok yang dibawah ekspektasi membuat ketidakpastian perihal masa depan pemangkasan stimulus the Fed.”
Leader: SMMA, BUKA, SLIS, BDMN, BMRI dan Laggard: BBCA, BBRI, ASII, ARTO, BBHI.
|Baca juga: IHSG Berpotensi Menguat, Cermati 12 Saham Ini
Sementara itu, Bursa Asia berpotensi menguat diperdagangan hari Kamis setelah meredanya kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan ekonomi yang di awal dengan lonjakan saham-saham energi hampir di seluruh dunia. S&P 500 membukukan lompatan terbesar sejak Agustus 2021. Minyak menguat setelah laporan pemerintah AS menunjukkan penurunan stok minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan.
Menurut Lanjar, investor terus menilai prospek pembukaan kembali ekonomi di tengah wabah virus delta dan kenaikan biaya yang dipicu oleh harga komoditas yang lebih tinggi dan gangguan pasokan terkait pandemi. “PBB mengatakan ekonomi global diperkirakan akan mengalami pemulihan tercepat dalam hampir lima dekade tahun ini, tetapi memperingatkan tentang kesenjangan yang semakin dalam antara negara-negara maju dan berkembang. Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi alami penguatan.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News