1
1

IHSG dan Rupiah Perdagangan Pagi Dibuka Melemah

Ilustrasi. | Foto: Indonesia.go.id

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu pagi usai libur panjang Iduladha bergerak di area merah dan belum ada tanda kembali ke 7.000. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada pembukaan perdagangan terpantau melemah ketimbang penutupan di akhir pekan lalu di Rp16.376 per US$.

IHSG Rabu, 19 Juni 2024, perdagangan pagi dibuka di 6.734 dan tak lama melemah ke 6.720. Posisi tertinggi di 6.750 dan terendah di 6.698. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 2,6 miliar lembar saham senilai Rp1,7 triliun. Sebanyak 148 saham menguat, 280 saham melemah, dan 168 saham stagnan.

Mengutip Investing, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan di Rp16.464 per US$ daripada penutupan pada akhir pekan lalu di Rp16.376 per US$ dengan bid berada di Rp16.373 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.325 per US$.

|Baca juga: Prudential Syariah Salurkan Hewan Kurban Senilai Rp127 Juta saat Iduladha

Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Kondisi itu dengan S&P 500 mencapai rekor baru lagi ketika Nvidia mengungguli Microsoft untuk menjadi perusahaan publik paling bernilai di dunia.

Wall Street menguat

Ketiga indeks utama di Wall Street menguat, dengan S&P 500 berbasis luas naik 0,3 persen dan mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa di 5.487,03. Dow Jones Industrial Average naik 0,2 persen menjadi 38.834. Indeks Komposit Nasdaq yang berbasis teknologi berakhir naik kurang dari 0,1 persen di 17.862,23.

Sedangkan dolar AS melemah terhadap euro pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB) setelah data penjualan ritel menunjukkan tanda-tanda kelelahan di kalangan konsumen AS. Imbasnya meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve pada akhir tahun ini.

Penjualan ritel AS meningkat kurang dari perkiraan pada Mei karena rendahnya harga bensin dan kendaraan bermotor membebani penerimaan di stasiun layanan dan dealer mobil. Tren pertumbuhan penjualan telah melambat karena kenaikan harga dan suku bunga memaksa rumah tangga untuk memprioritaskan kebutuhan pokok dan mengurangi belanja diskresi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Central Proteina Prima (CPRO) Incar Pertumbuhan Laba 15% pada 2024
Next Post Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Member Login

or