Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan Kamis atau di awal Februari terpantau melemah. Para investor sebaiknya berhati-hati karena indeks acuan saham Indonesia masih rawan terkoreksi sehingga sebaiknya menjaga agar keuntungan yang sudah didapat tidak tergerus.
IHSG Kamis, 1 Februari 2024, perdagangan pagi dibuka di posisi 7.207 dan tak lama tertekan ke level 7.202. Posisi tertinggi di 7.223 dan terendah di 7.191. Volume perdagangan pagi ini tercatat 2,95 miliar lembar saham senilai Rp1,29 triliun. Sebanyak 157 saham menguat, 205 saham melemah, dan 230 saham stagnan.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan Kamis pagi di awal Februari terlihat melemah tipis ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di Rp15.782 per US$. Mata uang Garuda belum mendapat sentimen positif berturut-turut untuk terus meredam keperkasaan mata uang Paman Sam.
|Baca: Trimegah Sekuritas Prediksi IHSG Tembus 7.800 di Akhir 2024
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi melemah tipis ke Rp15.788 per US$. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.783 hingga Rp15.801 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.690 per US$.
Di sisi lain, bursa saham Wall Street melemah pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Pelemahan terjadi setelah Federal Reserve mengisyaratkan bahwa diperlukan lebih banyak waktu untuk memangkas suku bunga sehingga mengecewakan investor yang mengharapkan perubahan kebijakan yang cepat.
Indeks-indeks utama mengakhiri dengan penurunan signifikan, dengan S&P 500 turun 1,6 persen menjadi 4.845,65. Dow Jones Industrial Average turun 0,8 persen menjadi 38.150,30. Sedangkan Indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi anjlok 2,2 persen menjadi 15.164,01.
The Fed tidak turunkan suku bunga di Maret
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS tidak mungkin menurunkan suku bunga pada Maret. Dia menunjuk pada kemajuan dalam upaya menurunkan inflasi ke target dua persen, dan mengatakan diperlukan lebih banyak perbaikan.
“Kami yakin bahwa suku bunga kebijakan kami kemungkinan akan mencapai puncaknya dalam siklus pengetatan ini,” kata Powell kepada wartawan pada konferensi pers setelah keputusan suku bunga.
Sedangkan dolar AS menguat pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), menuju kenaikan bulanan terbesar sejak September. Sementara itu, yen menghadapi penurunan bulanan tertajam dalam hampir satu tahun.
Indeks dolar AS telah menguat 2,1 persen terhadap sejumlah mata uang utama bulan ini karena pasar menurunkan ekspektasi terhadap kecepatan dan skala penurunan suku bunga AS. Kondisi itu mengingat data ekonomi yang kuat dan kehati-hatian dari para gubernur bank sentral.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News