1
1

IHSG Diperkirakan Kembali Tertekan

Para investor sedang mencermati pergerakan pasar saham. | Foto: Media Asuransi/Lucky Kennedy

Media Asuransi –  Setelah terkoreksi pada perdagangan sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan kembali tertekan dengan menguji level 5.877. 

Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal pelemahan IHSG membentuk pola 2 days reversal signal dari candlestick yakni bearish engulfing. Pola tersebut memberikan potensi terkoreksi jangka pendek yang akan kembali uji support MA5. 

Dia menjelaskan, indikator stochastic crossing pada area overbought dan Indikator MACD bergerak divergence. “Sehingga kami perkirakan IHSG berpotensi tertekan dengan support resistance 5.877-5.956,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Jumat 11 Desember 2020. 

Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; BSDE, CTRA, ICBP, SMGR, SMRA, dan TOWR.

Kemarin, IHSG (-0,18%) ditutup melemah 10,71 poin ke level 5.933,70 dengan saham-saham di sektor konsumsi (-2,34%) dan pertanian (-1,19%) menjadi penekan hingga akhir sesi perdagangan. Terkoreksinya saham-saham produsen rokok hingga auto reject bawah menjadi trigger negatif setelah Kementerian Keuangan mengumumkan kenaikan tarif cukai rokok sebesar 12,5% yang sebelumnya dispekulasi tidak ada kenaikan. HMSP (-6.96%) dan GGRM (-6.99%) turun setelah sebelumnya menguat optimis. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp70,71 miliar dengan saham BBRI, BBNI dan TLKM yang menjadi top net sell baru.

Sementar itu, mayoritas indeks saham Asia ditutup melemah. Indeks Nikkei (-0,23%), TOPIX (-0,18%), Hang Seng (-0,35%) dan CSI300 (-0,04%) terkoreksi mengiringi indeks berjangka AS yang berfluktuatif karena investor kembali menilai prospek stimulus AS yang cenderung alot.

Adapun, ekuitas Eropa membuka perdagangan dengan menguat. Indeks Eurostoxx (+0,23%), FTSE (+0,24%) dan DAX (+0,07%) naik terkonsolidasi dengan saham-saham konsumsi menahan sedangkan saham-saham bahan kimia turun. Pound turun setelah makan malam Perdana Menteri Boris Johnson dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berakhir tanpa terobosan untuk kesepakatan Brexit. 

“Euro naik untuk hari pertama minggu ini sebelum keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa yang diperkirakan akan menambahkan 500 miliar euro (US$605 miliar) ke program pembelian obligasi daruratnya.” ACA

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Menelaah Prospek Ekonomi Syariah di Indonesia
Next Post Survei Bank Indonesia: Penjualan Eceran November Tumbuh Membaik

Member Login

or