Media Asuransi, JAKARTA – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menyentuh level 7.600 pada akhir tahun 2022 seiring dengan prospek dari kenaikan harga komoditas.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Strategy Focus bertajuk Indonesia Strategy – Prospect for 2022: Recovery in full swing, analis Mirae Sekuritas Hariyanto Wijaya mematok target IHSG akhir 2022F sebesar 7.600.
“Kami optimistis dengan ekuitas Indonesia pada tahun 2022 karena kami pikir Indonesia akan mendapatkan keuntungan dari harga komoditas yang menguntungkan.”
Menurutnya, target IHSG akhir 2022 berada di 7.600 didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dan preferensi investor untuk kelas aset ekuitas pasar berkembang karena pasar negara berkembang memberikan pertumbuhan yang lebih tinggi daripada di pasar negara maju.
Dia menjelaskan aliran masuk dana asing ke ekuitas Indonesia kemungkinan akan berlanjut pada 2022. Secara historis, aliran net sell asing ke ekuitas Indonesia meningkat ketika harga komoditas lebih tinggi seperti yang ditunjukkan selama 2013-2014 dan 2020-2021.
“Karena kami memperkirakan harga komoditas yang menguntungkan akan berlanjut pada tahun 2022, kami memperkirakan hal ini akan terus menarik arus masuk asing lebih lanjut ke ekuitas Indonesia.”
|Baca juga: REVIEW SEPEKAN: IHSG Turun 0,35 Persen, Kapitalisasi Pasar Turun 0,30 Persen
Hariyanto menjelaskan harga CPO yang menguntungkan cenderung mendongkrak pendapatan dan pendapatan IHSG. Menurutnya, dampak positif penuh dari harga CPO yang menguntungkan akan dimulai pada tahun 2022 ketika para petani kecil perkebunan CPO, yang cenderung meningkatkan tabungan mereka pada tahun 2021, mulai membelanjakan uang mereka pada tahun 2022.
Total simpanan dan simpanan dalam sistem perbankan Indonesia meningkat sekitar Rp602 triliun selama pandemi (dari Rp4.578 triliun pada Februari 2020 menjadi Rp5.180 triliun pada September 2021), yang akan meningkatkan pengeluaran ketika kepercayaan konsumen Indonesia pulih.
Lebih lanjut, Hariyanto menambahkan dua bank (yaitu BMRI dan BBRI), dan sebuah perusahaan pertambangan batu bara (yaitu ADRO) ke pilihan utama alias top picks sebagai pengganti BSDE, DMAS dan AALI.
“Pilihan utama kami condong ke bank, pengecer kelas atas, dan pertambangan batu bara, yaitu BBNI, BMRI, BBRI, BTPS, BJTM, MAPA, ADRO, dan ITMG.”
Pada tanggal 7 Desember, tambahnya, pilihan teratasnya dengan bobot yang sama menghasilkan akumulasi pengembalian sebesar 43,8% (vs akumulasi pengembalian IHSG sebesar 3,3%) sejak dimulainya laporan pilihan teratas bulanan Mirae pada Agustus 2019. Oleh karena itu, jelasnya, pilihan utama Mirae mengungguli IHSG sebesar 40,5%.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News