Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ditutup menghijau. IHSG menguat 1,36 persen (111,20 poin) ke level 8.275 di perdagangan Senin, 3 November 2025, ditopang oleh sentiment gencatan perang dagang Amerika Serikat – China dan juga surplus neraca perdagangan Indonesia.
|Baca juga: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$33,48 Miliar
Indeks sektor barang konsumen primer menguat paling tinggi 2,18 persen, sementara sektor properti melemah 2,38 persen. Nilai transaksi mencapai Rp15,87 triliun. Total volume perdagangan saham di bursa hari ini mencapai 23,02 miliar saham dengan total nilai Rp 15,55 triliun. Sebanyak 353 saham naik, 291 saham turun dan 169 saham stagnan.
Saham Asia kompak menguat berkat euforia bisnis kecerdasan buatan (AI) dan sentimen positif dari gencatan senjata perdagangan AS-China yang tercapai Jumat lalu.
Sementara pemangkasan lanjutan bunga Federal Reserve pada pertemuan FOMC Desember masih belum pasti. Setelah pertemuan kebijakan moneter Oktober pekan lalu yang kembali menurunkan bunga acuan, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga pada pertemuan berikutnya di bulan Desember “bukanlah sesuatu yang sudah pasti.
|Baca juga: Inflasi Bulan Oktober 2025 Sebesar 2,86%
Tim Riset Mirae Asset Sekuritas menjelaskan penurunan IHSG yang besar hingga 4 persen pekan lalu lebih dipengaruhi oleh isu perubahan metodologi perhitungan free float saham-saham Indonesia yang masuk ke dalam MSCI. Bukan karena faktor fundamental. Laporan kinerja emiten kuartal III/2025 masih menunjukkan perkembangan yang bervariasi, namun optimisme terhadap kinerja ke depan membaik.
Pelaku pasar menunggu data Product Domestic Bruto Indonesia kuartal III/2025. Angka resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) akan dirilis pada 5 November 2025.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
