1
1

IHSG Kena Siklus Sell in May, Ini Daftar Saham yang Menarik Diburu

Seorang pialang saham sedang melintas di screen perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan menarik di tengah tren koreksi tahunan ‘Sell in May and Go Away’.

Adanya tekanan dari kenaikan suku bunga acuan AS juga dinilai tidak akan memberikan pengaruh signifikan karena kuatnya fundamental pasar Indonesia. Kuatnya faktor fundamental tercermin dari tingginya minat investor asing yang terlihat dari besarnya aliran masuk dana investor asing (foreign fund flow).

Baca juga: Siap-Siap, Jokowi Mau Bagi-Bagi BLT Rp18 Triliun

“Dengan kondisi tersebut maka secara teknikal IHSG diprediksi akan terkonsolidasi dengan support-resistance pada kisaran 6.506-6.904,” ujar Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dalam acara Media Day Mirae Asset Sekuritas: Sell in May?, 19 Mei 2022.

Dengan demikian, Martha dan tim menyarankan investor untuk fokus bertransaksi aktif jangka pendek pada tiga sektor yaitu sektor keuangan, energi, dan industri. Di sektor keuangan, empat saham yang dipilih adalah BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI. Saham-saham pilihan Martha dan tim di sektor energi yaitu ADRO, ITMG, PTBA, ADMR, dan PGAS. Di sektor industri, ada dua pilihan yaitu ASII dan UNTR.

Baca juga: Pindah Haluan Politik, Kekayaan Elon Musk Ambles Rp178 Triliun

Sementara Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menambahkan bahwa faktor tren ‘Sell in May and Go Away’ serta kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Rate) sudah diantisipasi pelaku pasar sehingga koreksi memang diprediksi terjadi tetapi akan terbatas. Pada Mei, foreign fund flow memang negatif Rp8,36 triliun, tetapi sejak awal tahun masih surplus cukup besar yaitu Rp51,27 triliun per 13 Mei.

“Foreign fund flow sejak awal tahun menjadi faktor utama yang akan menahan koreksi dan menunjukkan bahwa investor asing menilai fundamental dalam negeri Indonesia masih menarik,” tutur Nafan.

Selain itu, tuturnya, ada juga faktor-faktor pendukung lain yang menjadi penyeimbang faktor ‘Sell in May’ dan Fed Rate sehingga menjadi penahan foreign fund flow yaitu laporan keuangan emiten periode kuartal I/2022 yang positif serta data ekonomi domestik yang mendukung.

Faktor fundamental tersebut terutama neraca dagang yang realisasinya jauh diatas prediksi pasar karena didukung tingginya harga komoditas, industri yang masih tumbuh dan dicerminkan indeks pembelian industri (purchasing manager index/PMI), serta indeks keyakinan konsumen (IKK) yang masih optimis.

Pasar saham Indonesia menjalani libur dan cuti bersama terkait Lebaran sejak 29 April 2022 hingga 8 Mei 2022, dimana pengumuman keputusan Fed Rate disampaikan pada 5 Mei 2022 waktu setempat dan membuat pasar saham AS serta global tertekan sentimen tersebut. Pada saat koreksi global tersebut, IHSG yang masih belum bertransaksi karena cuti bersama belum tertular pelemahan dan langsung terkoreksi ketika dibuka.

Meskipun bulan ini diprediksi akan konsolidasi, tetapi IHSG diprediksi masih dapat tumbuh tahun ini yang tercermin dari prediksi positif hingga posisi 7.600. Aha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Siap-Siap, Jokowi Mau Bagi-Bagi BLT Rp18 Triliun
Next Post Hebat, 4 Bank Asal Indonesia Masuk Daftar Perusahaan Terbesar di Dunia

Member Login

or