Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu, 19 Maret 2025, ditutup menguat 0,98 persen atau naik 61,083 poin di level 6.284,47. IHSG bergerak variatif dari batas bawah di level 6.147 hingga batas atas pada level 6.304 setelah dibuka pada level 6.223 pagi ini.
|Baca juga: RUU TNI Dinilai Jadi Salah Satu Biang Kerok IHSG Anjlok, Ini Tanggapan DPR!
IHSG mencoba bangkit setelah terpangkas 6 persen di sesi I Selasa, memaksa Bursa Efek Indonesia menghentikan perdagangannya agar IHSG tidak jatuh lebih dalam. Isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi pemicu aksi jual investor asing pada saham-saham BUMN perbankan.
Penerimaan negara yang menurun di dua bulan awal 2025 diduga juga menjadi salah satu faktor aksi jual, di samping angka deflasi dua bulan pertama. Data surplus perdagangan Februari tidak mampu menahan gempuran aksi jual di perdagangan Selasa.
|Baca juga: Neraca Perdagangan Indonesia pada Februari 2025 Surplus US$3,12 Miliar
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengambil langkah cepat untuk meredam gejolak di pasar saham Indonesia dengan kembali menerapkan kebijakan buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Keputusan ini diambil setelah tekanan hebat melanda perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 18 September 2024, ditandai dengan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1.682 poin atau turun 21,28 persen per 18 Maret 2025 dari level tertingginya.
“Kebijakan ini dikeluarkan dengan pertimbangan bahwa perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia sejak 19 September 2024 mengalami tekanan,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon, Inarno Djajadi, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 19 Maret 2025.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News