Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi melemah mengikuti tren pelemahan nilai tukar negara lainnya terhadap dolar AS.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi melemah hari ini karena sentimen pengetatan moneter AS, mengikuti pelemahan nilai tukar lainnya terhadap dolar AS pagi ini.
“Seperti yang kita ketahui, Bank Sentral AS telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin di pekan lalu dan mengambil ancang-ancang untuk menaikan suku bunga acuannya di rapat berikutnya di bulan Juni,” katanya kepada Media Asuransi, Senin 9 Mei 2022.
|Baca juga: Antisipasi Kenaikan Suku Bunga AS, Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Tertekan Hari Ini
Selain itu, jelasnya, Bank Sentral AS juga akan meluncurkan program penjualan obligasi untuk menyerap likuiditas dollar AS di pasar di awal Juni. Kebijakan pengetatan moneter Bank Sentral AS ini telah mendorong penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya dan penguatan tersebut berpotensi berlanjut.
Indeks dolar AS sempat menyentuh kisaran tertinggi dalam 20 tahun di level 104.07 pada perdagangan Jumat pekan lalu. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS juga terus menaik yang mengindikasikan ekspektasi pasar masih tinggi terhadap kenaikan suku Bunga acuan AS. Yield tenor 10 tahun masih bertahan di atas kisaran 3,1%.
“Rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp14.550 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp14.450 per dolar AS.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News