1
1

Imbal Hasil Obligasi AS dan Jepang Cenderung Naik

Obligasi denominasi yen. | Foto: bareksa.com

Media Asuransi, GLOBAL – Pasar obligasi global menghadapi pergeseran signifikan karena imbal hasil obligasi Jepang dan AS meningkat tajam, yang menunjukkan inflasi dan tekanan fiskal. Imbal hasil obligasi tenor 30 tahun Jepang mencapai rekor tertinggi, sementara penurunan peringkat utang AS oleh Moody menimbulkan kekhawatiran atas surat utang AS sebesar $36 triliun, yang berdampak pada dinamika global.

|Baca juga: Pasar Obligasi Dinilai Kian Cuan Usai BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5,50%

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang jangka panjang naik ke rekor baru pada hari Rabu sementara imbal hasil Treasury AS tetap tinggi, dengan imbal hasil obligasi Treasury 30 tahun mencapai 5 persen, menurut laporan Reuters.

Analis melihat ini sebagai tanda peringatan bagi pasar obligasi negara- negara Barat. Deepak Shenoy, CEO Capitalmind memposting di platform media sosial X pada tanggal 20 Mei: Sebenarnya ada sesuatu yang mengerikan terjadi pada pasar utang di seluruh dunia dengan meningkatnya imbal hasil.

|Baca juga: IHSG Sesi I Menguat 25 Poin

Meskipun dinamika di setiap negara berbeda, faktor-faktor yang mendasarinya sebagian besar tetap sama: pasar menyesuaikan diri dengan dunia dengan inflasi yang lebih tinggi dan tekanan fiskal yang meningkat.

Kurangnya pembeli pada penjualan Japan Government Bond (JGB) tenor 20 tahun oleh Kementerian Keuangan pada hari Selasa mengakibatkan hasil lelang terburuk sejak 2012, menurut laporan Reuters. Imbal hasil obligasi Jepang 30 tahun naik hingga mencapai 3,185 persen, rekor baru. Imbal hasil obligasi 40 tahun menyentuh puncak tertinggi sepanjang masa di 3,635 persen.

Hal ini mengejutkan, terutama karena Jepang memiliki imbal hasil obligasi terendah di pasar maju selama bertahun-tahun. Untuk melawan deflasi dan merangsang pertumbuhan, Bank of Japan (BoJ) telah mempertahankan suku bunga mendekati nol dan secara agresif membeli obligasi pemerintah. Namun kini, situasinya berubah.

Mengingat inflasi yang tinggi setelah pandemi Covid-19, BoJ memutuskan untuk secara bertahap mengurangi program pembelian obligasi dan membiarkan suku bunga naik.

Selama tiga tahun berturut-turut, inflasi Jepang telah berada di atas target Bank of Japan sebesar 2 persen, dengan angka tersebut naik sebesar 3,6 persen tahun-ke-tahun pada Maret 2025. Selain itu, kekhawatiran tentang stimulus fiskal baru menjelang pemilihan majelis tinggi Jepang yang dijadwalkan pada bulan Juli juga telah mendorong kenaikan imbal hasil. Permintaan investor yang lemah terhadap lelang obligasi pemerintah Jepang berdurasi 20 tahun ternyata menjadi pemicu yang mendorong imbal hasil ke titik tertinggi dalam satu dekade.

Editor: Irdiya Setiawan

 

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 3 Bulan Defisit, APBN Akhirnya Catat Surplus Rp4,3 Triliun di April 2025!
Next Post Kian Banyak Usia Muda Terkena Penyakit Kritis, Asuransi Allianz Critical Plus Hadir dengan Manfaat Ekstra

Member Login

or