Media Asuransi – PT Indosat Tbk (ISAT) berhasil meraup dana segar sebesar Rp10,47 triliun dari hasil penjualan 4.247 menara telekomunikasi kepada PT EPID Menara Assetco. Penjualan menara tersebut sebagai upaya perseroan untuk mempercepat peningkatan layanan kepada pelanggan. Perseroan juga dapat mengoptimasi struktur permodalan melalui percepatan pembayaran sejumlah pinjaman.
Sekretaris Perusahaan Indosat, Billy Nikolas Simanjuntak, mengatakan bahwa penjualan menara ini sebagai upaya strategis perseroan untuk meningkatkan rencana investasi perseroan sejak tahun 2018 hingga beberapa tahun ke depan yang bertujuan untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan. Untuk mempercepat rencana itu, perseroan mempertimbangkan inisiatif anorganik untuk menjual menara tersebut.
“Proses transaksi yang dibagi dalam 5 paket ini diharapkan rampung sebelum 30 Juni 2021. Setelah menjual menara tersebut, perseroan berencana menyewa kembali sebanyak 4.085 dari menara yang dijual.,” kata Billy dalam keterangan tertulis yang dikutip Media Asuransi di Jakarta, Kamis, 6 Mei 2021.
Baca Juga:
- Bangun Transformasi Bisnis Baru, PT Itama Ranoraya (IRRA) Anggarkan Capex Rp300 Miliar
- Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Kembali Menguat
- Erdikha Sekuritas: IHSG Berpotensi Bergerak Konsolidasi
- Asuransi Astra Raih Corporate Branding PR Award 2021
Menurut Billy, penjualan menara itu juga tidak seluruhnya berada di atas tanah milik ketiga, karena itu Indosat juga menyewakan sekitar 680 bidang tanah selama 10 tahun kepada PT EPID Menara Assetco. Nilai dari penyewaan tanah itu mencapai Rp186,34 miliar dan penjualan menara sebesar Rp10,28 triliun, sehingga nilai total transaksi mencapai Rp10,47 triliun.
“Proses jual ini sendiri dilakukan dengan skema lelang dan EPID Menara yang menjadi pemenangnya. PT EPID Menara Assetco adalah perusahaan Indonesia yang berkedudukan di Jakarta, perusahaan ini merupakan anak usaha dari PT EPID Menara Holdco dan EP ID Holdings Pte Ltd,” jelasnya.
“Kami optimistis pendapatan perseroan bisa bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan pendapatan industri operator seluler, sementara marjin EBITDA diharapkan sekitar batas bawah level 40 persen pada tahun ini. Upaya ini juga sebagai langkah perseroan mendukung transformasi digital Indonesia yang sejalan dengan rencana ekonomi digital pemerintah,” pungkasnya. One
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News