Media Asuransi, GLOBAL – Ketika memasuki 2024 terlihat lanskap asuransi akan mengalami evolusi kembali. Diyakini perusahaan asuransi dapat menghadapi berbagai tantangan dalam beberapa bulan mendatang mulai dari kekhawatiran inflasi, krisis pasokan bakat, hingga peningkatan pentingnya keamanan siber.
Laporan terbaru dari Deloitte mencatat beberapa kekhawatiran, termasuk kenaikan premi properti komersial sebesar 20,4 persen, peningkatan biaya yang memengaruhi penanggung asuransi jalur pribadi, bahkan dampak pada biaya perbaikan kendaraan di ruang pembawa otomatis.
|Baca: GoTo Financial Luncurkan Moka Prime Demi Berdayakan Pelaku Usaha
Namun, apakah semuanya harus dipandang dengan pesimisme? Atau adakah perubahan tertentu yang bisa diantisipasi oleh perusahaan asuransi di tahun baru ini? Dalam konteks ini, Insurance Business menanyakan kepada sejumlah besar pemimpin sektor untuk memberikan pandangan mereka tentang prediksi pasar pada 2024 dan seterusnya.
Persiapkan diri untuk perubahan besar, Direktur Penjualan dan Distribusi The Hartford Kyle Matthews membayangkan, masa depan akan dipengaruhi oleh teknologi dan dengan itu akan ada peluang untuk memikirkan kembali bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain dan berbisnis dalam gelombang baru ini.
Memanfaatkan teknologi menjadi peluang nyata
Memanfaatkan teknologi akan menjadi peluang nyata untuk merenung dan menggambarkan kembali bagaimana tim dukungan berinteraksi dengan tim underwriting.
“Saya optimistis tentang peluang yang kita miliki untuk mengubah industri menjadi lebih baik dan memanfaatkan apa yang sudah ada untuk membangun lebih lanjut -membantu mengubah pandangan tentang asuransi, menjadi destinasi karier yang diinginkan,” ujarnya, dikutip dari laman Insurance Business, Senin, 15 Januari 2024.
Selaras dengan itu, Wakil Presiden Senior, Strategi & Distribusi, Arch Insurance Group Inc Laura Zoltan mengaku saat ini fokus pada menarik dan mempertahankan bakat.
“Sebelumnya, fokus saya lebih pada hasil, tetapi seiring perkembangan saya sebagai manajer dan pemimpin, saya menyadari bahwa semuanya dimulai dari bakat. Ini adalah orang-orang yang akhirnya membentuk budaya Arch dan menjadikannya tempat kerja yang unik dan istimewa,” ujarnya.
Pertanyaannya bukan hanya bagaimana bisa mendatangkan orang ke industri ini, tetapi juga bagaimana bisa membuat mereka bertahan. “Jadi, sebagian besar pemikiran saya untuk masa depan terkait dengan memimpin dengan memahami apa yang setiap individu inginkan dari karirnya,” tuturnya.
|Baca: Ajak Pengusaha Brunei Berinvestasi di IKN, Jokowi: Pemerintah Sediakan Insentif!
Penting untuk menyadari tidak semua orang memiliki tujuan dan motivasi yang sama. Tidak semua orang ingin naik tangga korporat. “Oleh karena itu, saya merasa perlu bertanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, dan kemudian menyesuaikan pendekatan dan gaya manajemen saya sesuai,” ucapnya.
“Semuanya berkaitan dengan pengembangan individu -sesuatu yang sayangnya sering diabaikan. Tetapi menurut saya, ketika manajer fokus pada hal ini, karyawan merasa diperhatikan, dihormati, dan dihargai, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk tetap tinggal,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News