1
1

Inflasi Desember 2022 Terkendali, BI Prakirakan Kembali ke Target Inflasi 2023

Aktivitas pasar tradisional di Jakarta Selatan. | Foto: Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia menilai perkembangan pada Desember 2022 menunjukkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) terkendali. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi IHK pada Desember 2022 tercatat menjadi 0,66 persen month to month (mtm) sehingga inflasi IHK 2022 menjadi 5,51 persen year on year (yoy).

Angka inflasi ini meningkat dibandingkan dengan inflasi IHK 2021 sebesar 1,87 persen yoy dan lebih tinggi dari sasaran 3,0+1 persen, terutama dipengaruhi oleh dampak penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022.

Berbagai perkembangan bulanan menunjukkan inflasi pascakenaikan harga BBM kembali terkendali tercermin pada ekspektasi inflasi dan tekanan inflasi yang terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan awal. Perkembangan inflasi IHK yang terkendali tidak terlepas dari pengaruh positif dari sinergi kebijakan yang makin erat antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Bank Indonesia, serta berbagai mitra strategis dalam menurunkan laju inflasi, termasuk mengendalikan dampak lanjutan penyesuaian harga BBM.

|Baca juga: Inflasi 2022 Sebesar 5,51 Persen

“Bank Indonesia akan terus memperkuat respons kebijakan guna memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 3,0±1%. Koordinasi kebijakan juga terus diperkuat. Dalam kaitan ini, koordinasi dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) terus dilanjutkan melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi, Senin, 2 Januari 2023.

Inflasi IHK pada Desember 2022 terutama dipengaruhi oleh pola musimannya di akhir tahun. Inflasi inti tercatat sebesar 0,22 persen mtm, meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,15 persen mtm terutama disumbang oleh komoditas kontrak rumah. Kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 2,24 persen mtm, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi 0,22 persen mtm, sejalan dengan pola musiman akhir tahun.

Kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,73 persen mtm, meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,14 persen mtm seiring dengan kenaikan tarif perusahaan air minum, dan seiring dengan pola musiman peningkatan permintaan angkutan udara pada Natal dan Tahun Baru, serta inflasi rokok kretek filter.

Bank Indonesia menilai tekanan inflasi 2022 yang lebih rendah dari prakiraan awal berdampak positif pada prospek inflasi 2023 yang diprakirakan kembali ke sasaran 3,0+1 persen. Inflasi inti 2022 tetap terjaga rendah sebesar 3,36 persen yoy, sejalan dengan lebih rendahnya dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM dan belum kuatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.

Inflasi volatile food 2022 juga terkendali 5,61 persen yoy sebagai hasil sinergi dan koordinasi kebijakan pengendalian inflasi melalui TPIP-TPID dan GNPIP dalam mendorong ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, kestabilan harga, dan komunikasi efektif. Sementara itu, kenaikan inflasi administered prices juga tidak setinggi yang diperkirakan, menjadi 13,34 persen yoy sejalan dengan penyesuaian harga BBM dan tarif angkutan yang lebih rendah.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Premi Asuransi per November 2022 Sebesar Rp280,24 Triliun
Next Post Presiden Ingin Penanganan Stunting Manfaatkan Sistem Elektronik

Member Login

or