1
1

Inflasi Konsumen AS Tinggi, Rupiah Berpotensi Terdepresiasi

Pergerakan Pasar Valuta Asing. | foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi melemah setelah data inflasi konsumen AS pada September 2023 masih di level tinggi.

Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan rupiah berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS setelah data Inflasi Konsumen AS bulan September menunjukkan inflasi yang juga belum turun.

“Data menunjukkan kenaikan inflasi 3,7% sama seperti bulan sebelumnya,” katanya kepada Media Asuransi, Jumat 13 Oktober 2023.

|Baca juga: Rupiah Masih Berpeluang Menguat Hingga Akhir Tahun

Selain itu, jelas dia, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang dirilis semalam juga menunjukkan kondisi ketenagakerjaan yang masih solid. Angka klaim masih di kisaran 209.000 seperti pekan sebelumnya.

Menurut dia, hasil ini mengukuhkan ekspektasi pasar bahwa suku bunga tinggi akan bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama. Indeks dollar AS kembali menguat di atas 106 setelah sebelumnya bergerak di kisaran 105. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pun terlihat bergerak naik.

Ariston melanjutkan, data lain yang mungkin mempengaruhi rupiah terhadap dolar AS mungkin data inflasi China yang baru saja dirilis pagi ini. Data menunjukkan inflasi yang lebih rendah dari sebelumnya yang bisa diartikan ada penurunan aktivitas ekonomi  di China. Ini mungkin juga memberikan tekanan untuk rupiah dimana China adalah partner dagang besar untuk Indonesia.

“Hari ini potensi pelemahan rupiah ke arah Rp15.730 dengan potensi support di sekitar Rp15.650 per dolar AS,” pungkas Ariston.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Daftar Perusahaan Fintech Lending Berizin di OJK per 9 Oktober 2023, Silakan Dicek
Next Post Siap Lunasi Obligasi Rp2,2 Triliun, Peringkat SMI Ditegaskan idAAA

Member Login

or