Media Asuransi – Investor reksa dana disarankan untuk menyimak sejumlah agenda penting pada pekan ini yang dapat menjadi katalis penting kinerja reksa dana Indonesia.
Mengutip Mutual Funds Update Infovesta edisi 18 Januari 2021, katalis pertama adalah pelantikan Presiden AS Joe Biden. “Investor akan memproses pelantikan Joe Biden dengan memperhatikan beragam kebijakan yang diambil selama masa awal kepemimpinannya. Ini memberikan sentimen positif terhadap pasar modal Indonesia (emerging market) karena peningkatan minat investor untuk berinvestasi pada aset yang lebih berisiko apalagi didukung dengan adanya pelemahan dollar,” tulis Infovesta.
Kedua, katalis dari pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau dikenal sebagai Indonesia Investment Authority (INA) yang akan berjalan di mana Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa selama 2 bulan ini target SWF sekitar Rp280,5 triliun.
Baca juga: UNVR Ikut Distribusi Vaksin, Dampaknya Kecil terhadap Omzet
“INA memiliki dua peran utama yaitu mengembangkan peluang investasi Indonesia serta sebagai solusi alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur. Hal ini diharapkan akan membawa aliran dana investor asing masuk ke pasar modal Indonesia. Investor asing sendiri selama 1 minggu terakhir hingga 15 Januari mencatatkan capital inflow di pasar saham dengan net buy mencapai Rp7,91 triliun. Tecermin dari kinerja IHSG yang menguat 1,85% dalam satu minggu terakhir yang juga mendorong kinerja reksa dana berbasis saham seperti reksa dana saham dan campuran.”
Katalis ketiga adalah, pada tanggal 22-23 Januari akan dilaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia sebagai penentuan tingkat suku bunga acuan di mana ekspektasi yang beredar adalah tingkat suku bunga acuan masih akan dipertahankan di level 3,75%, apabila tingkat suku bunga ini dipangkas, maka akan memberikan sentimen positif terutama terhadap reksa dana berbasis pendapatan tetap, tetapi sebaliknya apabila tingkat suku bunga justru naik maka akan menjadi sentimen negatif.
“Kinerja reksa dana berbasis pendapatan tetap juga sudah melemah selama sepekan terakhir. Hal ini juga diiringi dengan berkurangnya kepemilikan SBN oleh investor asing selama sepekan hingga 14 Januari sebesar Rp5,33 triliun ke level Rp976,51 triliun. Penurunan kinerja investasi berbasis obligasi diiringi dengan kenaikan yield obligasi pemerintah Indonesia 10 tahun sebesar 1,32%.”
Baca juga: MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 19 Januari 2021
Dengan memperhatikan agenda penting di atas beserta sentimen yang mempengaruhi pasar modal Indonesia, Infovesta menyarankan investor selama satu minggu ini dapat mendapatkan sinyal lebih lengkap terkait sentimen penyebab perubahan kinerja pasar modal Indonesia.
“Dengan adanya prospek positif dari diresmikannya INA, maka produk reksa dana berbasis saham menjadi sangat menarik dalam jangka waktu panjang. Selain itu, walaupun terjadi tren kenaikan yield di obligasi, tetapi reksa dana berbasis obligasi juga masih menarik karena apabila diperhatikan spread yield antara obligasi Indonesia dengan Amerika Serikat cukup besar, yaitu 5,11%.”
Baca juga: Hingga Pekan Kedua Januari 2021, IHSG Catatkan Kapitalisasi Pasar Rp7.430 Triliun
Pada pekan lalu, terdapat tiga jenis indeks reksa dana yang mencetak imbal hasil positif, di mana Kinerja IHSG naik sebesar 1,85% dan diikuti oleh kinerja Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Campuran yang mencatatkan imbal hasil positif masing-masing sebesar 1,36% dan 0,52%.
Selanjutnya, Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar 0,32% dan Kinerja Reksa Dana Pasar Uang tercatat positif sebesar 0,08%. Selanjutnya, Obligasi Pemerintah mengalami penurunan sebesar 0,29% dan Obligasi Korporasi mengalami kenaikan sebesar 0,14%. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News